13 || Jealous

373 40 4
                                    

Halo!!! Lama sekali gak update hmm...
Jujur saja belakangan ini (beberapa bulan terakhir) aku tidak bersemangat untuk menulis sama sekali jadi aku berniat aktif lagi awal tahun. Sstt... Baiklah maafkan aku dan semua niat malasku.

Aku bersyukur karena sore ini hujan deras, dan entah dari mana datangnya moodku terisi dan juga banyak sekali ide yang beterbangan. Suana semacam itu membuatku lebih nyaman. Bukan berlebihan, tapi untuk menulis itu merupakan hal yang cukup rumit untukku. Terkadang gagasan dan ide-ide cemerlang itu bisa datang seperti angin. Aku harus segera menuliskannya jika datang agar tidak lupa, dan itu harus bersamaan dengan moodku yang bagus untuk menulis.

Lagi-lagi mood. Yaa, untukku hal ini seperti faktor utama untuk menulis. Perasaan marah, kesal, atau sesuatu semacamnya membuatku kesulitan merangkai kata-kata. Satu hal lagi yang sangat penting adalah : hening. Aku butuh kondisi ini untuk bisa konsentrasi. Dan akhir-akhir ini rasanya sulit sekali menyatukan tiga faktor itu.

Aku terlalu banyak bicara sepertinya. Cukup! Sekarang bukan tempatnya untuk curhat. Maafkan aku... Untuk kalian yang sudah menunggu, aku persilahkan untuk ikut kacau dan frustasi dengan part ini.





Pagi ini mood Area menjadi bagus seketika. Bagaimana tidak, semalaman ia memandangi wajah tampan Oh Sehun. Memikirkan bagaimana bisa tuhan menciptakan karya seni se-luar biasa ini. Matanya yang terpejam terlihat sangat menggemaskan. Tampan dan tegas secara bersamaan. Harus diakui, visual Sehun rasanya tidak nyata. Seperti lebih pantas terdengar di dalam dongeng-dongeng pangeran. Sial! Area sudah kelewatan memuja ketampanan Sehun.

Benar, saat ini Aera ada di kamar Sehun. Malam itu, saat Sehun menyatakan perasaannya pada Aera dan berakhir pada sebuah penolakan, Sehun menggila sampai mabuk berat. Dia bahkan tidak sadarkan diri sampai Aera kesulitan memindahkan tubuh kokoh itu keatas kasur. Seharusnya memang berakhir di sana, tapi bukannya pergi Aera justru mengambil sedikit kesempatan dalam kesempitan. Semalaman gadis itu memuja ketampanan Sehun sampai ikut tertidur di sana. Satu kata untuk Shin Aera : Gila. Sepertinya dia mulai terobsesi dengan Sehun, namun terlalu sulit untuk mengakuinya.

Tapi kemana perginya si tampan itu?

Entahlah tapi yang jelas Aera sedang lapar sekarang. Perkara Sehun, kalau mungkin saja sepagi ini sudah duduk di kursi kerja yang dia agung agungkan dengan setumpuk berkas. Tentu saja harus begitu, posisinya di perusahaan raksasa OS Company sebagai presiden bukan main-main.

Aera segera turun ke dapur untuk mencari apapun yang bisa ia makan. Ini rumah Sehun yang pasti akan selalu ada makanan luar biasa enak dan mahal. Ah benar! Apa yang dirugikan jika ia menikah dengan pria itu nantinya. Justru Aeralah yang menang banyak.

"Selamat pagi," sapa Aera melewati dua pria tampan yang sedang menikmati sarapan pagi di meja makan. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun dan juga bayangannya Kim Suho. Ternyata Sehun masih di rumah.

Gadis itu tetap berjalan angkuh melewati mereka menuju ke kulkas. Salah satu ritual Shin Aera ketika bangun tidur adalah meminum juz lemon. Matanya terus melirik ke arah dua makhluk yang berjarak sekitar 5 meter dengannya. Luar biasa, mereka seperti memiliki gravitasi yang sangat kuat, pantas saja di tempat umum mereka selalu jadi sorotan.

Terlihat Sehun yang beranjak dan mulai mendekat pada Aera. Matanya tak sedikitpun melewatkan bagaimana Sehun membuka kulkas dan mengambil sebotol juz lemon lantas meminumnya tepat di depan Aera. Terlihat jelas betapa kokohnya leher itu serta bola kecil yang naik turun di sana. Aera tersenyum singkat memuja betapa menggiurkannya Sehun.

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang