06 || Controlla

396 52 8
                                    

Masih dihari yang sama, dimana malam ini Sehun dibuat pusing dengan permintaan Shin Aera yang tidak masuk akal sama sekali menurutnya. Oh bukan! Ini bahkan sama sekali tidak terdengar seperti permintaan karena terlihat lebih menuntut. Sebuah paksaan yang mungkin diajukan secara tidak langsung.

Tentu saja Sehun tidak harus meladeni omong kosong wanita licik itu dan biarkan saja Aera secara langsung menghadapi Kim Suho seorang diri. Seharusnya Sehun tidak perlu sekagum ini, ia bahkan tahu seberapa tingginya level keberanian dan percaya dirinya Shin Aera. Tidak perlu lagi dibahas. Namun satu hal lagi yang perlu Sehun kagumi adalah, bagaimana bisa wanita itu tidak memilki rasa malu sama sekali. Sehun tahu ini akan terjadi, Aera tidak akan mundur untuk mendapatkan segala hal yang sudah ia ucapkan, tapi masih saja terpesona dengan cara liciknya.

"Permisi! Bisa tolong kau ulangi lagi ucapanmu, nona Shin?" Kim Suho bahkan harus meminta Aera mengulang kalimatnya. Baru saja wanita itu melontarkan kalimat yang sangat konyol baginya.

"Mulai hari ini aku akan tinggal di rumah ini. Berhubung rumah ini sepenuhnya milik kekasihku dan dia pun tidak keberatan aku tinggal bersamanya. Aku juga tidak mengerti kenapa aku harus izin dulu denganmu. Tapi sudahlah, aku akan tetap disini juga." Ujarnya dengan sangat santai. Tenang dan penuh percaya diri.

Pria bermarga Kim itu hanya bisa melirik Sehun sebagai satu-satunya tersangka yang ada diantara mereka. Pikirnya apa lagi yang telah Sehun lakukan sekarang? "Ya! Oh Sehun, baru pagi tadi kau membiarkan sekretarismu berfoya-foya dengan uang perusahaan. Dan sekarang kau menjadikan rumahmu seperti penampungan, maksudku-terserah kalau dia pacarmu atau bukan, tapi kau bisa mencarikannya apartement," pungkasnya terdengar sangat tidak suka dengan tindakan Sehun yang satu ini. Tentu saja ini sepenuhnya rumah Sehun, tapi untuk keamanan dan segala tindakan yang Sehun ambil sudah menjadi urusannya, Suho harus memastikan segalanya berjalan lancar.

"Tapi ku kira kita juga akan membutuhkannya, kau juga tahu dia satu-satunya yang memiliki banyak informasi masalah Park Chanyeol." Sehun mengambil sebuah alasan yang tentu ini bukan dibuat-buat untuk sekedar meyakinkan Kim Suho, tapi mereka memang benar-benar membutuhkan Shin Aera.

"Bukan itu! Kau tidak butuh apapun selama ini, itu sama sekali bukan alasanmu, Oh Sehun. Jadi berhenti menggangguku sekarang karena kau sudah tahu apa jawabanku."

Suho kembali memposisikan duduknya senyaman mungkin. Karena dua orang gila ini acara duduk santainya sempat terusik. Memang tidak seharusnya dia meladeni omong kosong Sehun dan sekretarisnya itu. Tentu saja keberadaan Aera akan sangat membahayakan bagi Sehun, melihat betapa licik dan cerdiknya wanita itu saja Suho sudah sangat tidak nyaman jika Shin Aera berada di dekat Sehun. Belakangan ini bahkan Sehun sudah terlihat banyak didominasi oleh Aera. Menjengkelkan sekali.

"Aku yang berhak memutuskannya." Tiba-tiba saja Sehun melontarkan sebaris kalimat yang membuat senyum tipis diwajah Shin Aera. Tentu saja wanita itu merasa menang sekarang.

"Benar juga, rumah ini sepenuhnya milikmu. Siapa aku melarangmu?" Ketus Kim Suho sembari melempar senyum asimetris terhadap Sehun. Tentu saja semua ini milik Sehun, termasuk rumah dan perusahaan. Tapi bocah itu tidak pernah lupa kalau keputusannya harus diambil sesuai dengan izin Kim Suho. Untuk saat ini dia bahkan terlihat mengabaikannya. Luar biasa! Kita lihat betapa besar pengaruhnya Shin Aera terhadap Sehun sekarang.

Sehun yang merasa cukup dengan apa yang ia katakana segera menaiki tangga untuk menuju kamarnya, tidak peduli dengan tatapan horror yang terus mengarah padanya dari Kim Suho yang tentu saja sedang merasa keheranan dengan sikapnya sekarang. Langkahnya baru saja sampai setengah ketinggian dari tangga dan berbalik menatap Kim Suho dan Aera untuk mengatakan sesuatu yang belum selesai ia sampaikan tadi. "Satu lagi, bukankah rumahku sudah seperti penampungan sejak dulu? Kau bahkan tidak sungkan tinggal di rumahku sedangkan kau punya rumah sendiri, hyung!" Ujarnya terdengar tajam namun ia buat sesantai mungkin sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah kakinya.

"YA! Aku disini membantumu, untuk apa--- ah! Sudah lah lupakan itu" ujarnya tesekat begitu melihat Sehun yang mengabaikan protersnya.

"Kau! Shin Aera--- Woahhhh!!! Aku Tanya lebih dulu apa tujuanmu? Dan aku juga tidak perlu lagi memperingatimu kalau sekarang kau berada di sekitar orang seperti apa, jadi jangan coba-coba cari mati. Mengerti!" jika sebelumnya Suho selalu memperingati Shin Aera dengan kalimat yang santai namun tentu saja memiliki makna yang sangat mematiakan tekad siapa saja, terkecuali dengan Aera. Tapi kali ini memang sepertinya Suho perlu memberi peringatan secara tegas untuk wanita yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Maafkan aku, tolong jangan menakuti aku seperti itu, aku janji akan segera pergi dari sini." Ucap wanita itu dengan nada yang tentu saja dia buat layaknya orang yang sangat ketakutan, meskipun tidak sama sama sekali pada kenyataannya. "Apa kau berharap aku mengatakan hal semacam itu untuk merespon ancamanmu? Kim Suho? Sayang sekali tapi aku tidak terguncang sedikitpun. Dan juga, jangan terlalu khawatir, aku tidak akan menganggu ataupun merebut apapun yang kalian miliki. Justru aku akan mempermudah rencana kalian. Hanya saja--- aku akan meminta sedikit komisi dari bagianku, itu saja." Entah darimana dan bagaimana bisa Aera mendapat keberanian sebesar itu, tapi begitulah Shin Aera. Selalu terlihat licik dan juga menarik disaat yang bersamaan, wanita itu bahkan sanggup mengubah apapun menjadi sejalan dengan pikiran dan keinginannya.

Kim Suho yang sudah tidak ingin menanggapi lagi omong kosong Shin Aera segera enyah dari tempatnya. Setidaknya malam ini ia perlu menghirup udara segar untuk mengosongkan pikirannya lebih dulu. Sial! Suho bahkan sudah sangat stress dengan pekerjaannya di kantor kemudian ditambah dengan hal konyol semacam ini.

Lain halnya dengan Shin Aera yang sudah jelas menang sekarang, ia segera berlari menghampiri Sehun di kamarnya. Wanita itu sedikit tersentak begitu mendapati penampakan yang sedikit membuatnya mati otak. Pasalnya saat ini yang ia lihat adalah Oh Sehun yang yang telanjang dada. Sial! Bentu tubuhnya yang sangat atletis memang sulit dihindari. Tapi tenang saja, bukan Aera kalau tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Begitu juga dengan sehun yang terlihat santai saja meski wanita itu muncul secara tiba-tiba.

"Bagaimana bisa kau masuk ke kamarku?" tanyanya dengan nada yang sangat santai. Meskipun Sehun sedang dalam keadaan seperti ini tidak ada rasa terkejut sama sekali dalam dirinya, tetap santai dan penuh charisma seperti biasanya. Benar juga, akan sangat lucu kalau seorang Oh Sehun berteriak karena kaget dan itu tidak akan pernah terjadi.

"Kau tidak mengunci pintunya. Oh ya! Terimakasih, kau menolak tapi kau sendiri yang meyakinkan Kim Suho. Sekarang aku perlu keluar sebentar. Boleh aku pinjam mobilmu?" ujar Aera tanpa bertele-tele.

"Kemana?"

"Memangnya kau peduli kemana aku pergi? Atau mungkin kau mulai memberi perhatian padaku sebagai kekasih, hm?" Bukannya menjawab dengan jawaban yang pasti, wanita itu justru berusaha menggoda Sehun dengan senyum jahilnya.

"Aku bisa melacak mobilku, jadi jangan coba-coba berhianat, Shin Aera. Dan juga bisa kau cepat pergi? Aku perlu mandi dan istirahat." Pungkas Sehun tanpa menatap lawan bicaranya dan malah sibuk mencari handuknya yang ada di lemari, kemudian secara asal melempar kunci mobilnya kearah Aera dan ditangkap dengan sangat sempurna.

"tentu! Ini juga akan cepat pergi, kau pikir apa? Satu lagi, aku memilih kamar yang paling ujung. Besok aku akan mengambil barang-barangku dan tolong belikan aku beberapa keperluan lainnya."




Sudah lama gak update jadi sedikit kaku bahasanya hehe
Jangan lupa vote dank omen selaluuuu☺

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang