Andreas lupa, ada hati yang harus selalu dia jaga. Andreas lupa, bahwa hatinya sudah ada yang genggam. Andreas lupa sampai akhirnya genggaman itu hampir terlepas. Di tengah popularitasnya, dia rindu jalan pulang, Andreas memutuskan untuk menyusuri jalan itu. Berharap dia bertemu dengan sebuah kebahagiaan. Namun, jalan yang semula terbuka lebar itu kini tertutup rapat, serapat pintu hati Mahda karena merasa telah jauh ditinggalkan. Akankah Mahda membuka kembali jalan itu? Sanggupkah hatinya menerima kembali Andreas yang selalu menjadikannya orang nomor dua di sepanjang kariernya?