"Kamu berani, Ben?" isak Callista pelan agar tak mengundang perhatian dari orang sekitar. Cukup mereka bertiga saja yang bisa mendengar suaranya. "Kamu berani natap mata aku di saat kamu membohongi aku? Kamu pikir, aku anak kecil?" Mata Callista beralih ke sosok perempuan dekat Ben. "Kamu siapa? Perempuan panggilan?" "Callista, jangan hina Tania begitu! Dia rekan kerjaku, dan kami kuliah di tempat yang sama dulu," jawab Ben membela Tania secara lugas. Sikap Ben yang bak pahlawan kesiangan itu tambah melukai hati Callista. Ben kemudian meminta Tania untuk meninggalkan tempat itu segera.