Cukup tersisa-akal sehat yang sering diburuk sangka. Tiba-tiba segalanya begitu kamu, maka goresan tinta yang sederhana ini bermula saat aku melepas rindu berlebih dan rasa cemas yang membelenggu. Tentangmu adalah rima puisi yang sama, sebagaimana aku menyukai sajak unik dari seorang penyair yang kelahirannya di Kota Hujan, atau makna rahasianya lirik lagu Sal Priadi yang berjudul Gala Bunga Matahari. Melebihi itu, tentu saja banyak monolog singkat yang berdetak menuju jantungmu. Katamu; ungkapan 'aku mencintaimu' sudah pamrih memanjakan bibir. Maka relung tulisanku hadir sebagai penagih sunyi dan hening dalam bungkam yang sampai kapan pun tersampaikan bahwa diam terkadang menyelamatkan, juga menenggelamkan. Selamat datang, Baskara. Selamat merangkul ketidaksempurnaan 1001 puisi yang bermakna kita di mana-mana.
20 parts