Chap20(End)

6K 252 12
                                    


Wajah Jennie tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Jongin yang membara.

"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah"

Kemarahan Jongin yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Jennie. Kenapa Jongin tidak menyadarinya? Yang diinginkan Jennie hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Irene. Hanya itu. Dan Jongin bodoh karena selama ini tidak menyadarinya. Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Jennie, dia akan memberikannya,,,

"Ikut aku," Jongin mengambil tangan Jennie dan membawanya keluar kamar, dia setengah menyeret Jennie yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan Irene terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.

Para pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan Lucas juga muncul dari depan dengan waspada. Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Jongin membawa Jennie ke sayap rumah itu. Jongin berhenti menyeret Jennie ketika mereka berada di pintu kamar emas itu,

"Kau ingin jawaban bukan?," Jongin melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Irene yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Jennie.

Dengan segera Jennie mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Jongin kepada lukisan itu. Jongin melangkah kehalaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Jennie menyadari apa yang akan dilakukan oleh Jongin, semuanya sudah terlambat,

"Jangan!"

Terlambat. Jongin sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sejejam api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Irene yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas. Jennie berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Jongin dengan bingung,

"Kenapa kau melakukannya?"

"Karena," Jongin tiba-tiba meraih Jennie dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Jongin melahap bibir Jennie seolah-olah akan mati kalau tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis Jennie yang sudah lama tidak dicecapnya.

Jongin memuaskan kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu. Ketika Jongin melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Jennie lemas hingga Jongin harus menopangnya. Dengan gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu Jennie dan menghadapkan ke arahnya.

"Karena Nyonya Kim Jennie, aku mencintaimu, Sungguh mencintaimu, sebagai Jennie yang menjengkelkan dan keras kepala yang selalu menentangku," Jongin melumat bibir Jennie yang menganga takjub dengan penuh gairah.

"Kau tersimpan di hatiku," dengan lembut Jongin membawa tangan Jennie ke dadanya,

"Hati ini dulu sudah kubuang jauh jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi dan meletakkan dirimu di sana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya,"

Jongin menatap lukisan yang sudah terbakar habis itu,

"Aku pernah mencintai Irene sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanyalah kenangan yang harus kuhormati. Hanya itu. Cintaku kepadanya sudah pergi pelan-pelan seiring berjalannya waktu, dan kutegaskan padamu Nyonya Kim Jennie, aku memperisterimu bukan karena kau harus menggantikan siapapun, aku memperisterimu karena aku mencintaimu, dan ternyata kita ~sangat cocok di ranjang merupakan bonus"

"Jongin" pipi Jennie memerah, berusaha menahan Jongin mengucapkan kata-kata vulgar yang lebih parah. Mereka ada di ruang terbuka dan Jennie tahu para pelayan yang terkejut dengan kehebohan itu sedang berkumpul di sudut-sudut, berusaha menguping dan mencari tahu apa yang
sebenarnya terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JenKai {SWTD Adult Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang