Chap1

17.4K 311 7
                                    



Kim Jongin merasa muram malam ini, entah kenapa dia sedang ingin menghajar seseorang, atau kalau perlu membunuh seseorang. malam ini dia datang ke klub bukan untuk bersenang senang tetapi untuk mencari masalah.

Dengan dikelilingi para bodyguard yang selalu siap menjaganya, meskipun sebenarnya tidak perlu, karena Jongin menguasai beberapa keahlian bela diri. tetapi ketika kau punya uang banyak, memang lebih baik jika kau membiarkan orang lain melakukan segala sesuatu untukmu.

Pemilik Klub sendiri yang menyambutnya. Tentu saja, mengingat betapa besar hutangnya kepada Jongin. Dengan tergopoh-gopoh lelaki gendut itu menggiringnya ke kursi VIP tebaik.

"Anda bisa memilih siapapun untuk menemani Anda," gumam si pemilik klub dengan nada menjilat

Jongin menatap ke sekeliling dengan tak berminat, menatap semua perempuan disana yang hampir-hampir seperti semut mengelilinginya, dengan tatapan berharap untuk dipilih. terlalu murahan , gumamnya dalam hati. semua manusia di dunia ini murahan dan penjilat.

Jongin memutuskan tidak memilih siapapun, ketika tatapan matanya terpaku pada perempuan itu. perempuan yang tampak salah tempat di klub malam mewah ini. mengenakan baju luar biasa seksi, tetapi tampak tidak nyaman di dalamnya.

Tanpa sadar seulas senyum jahat muncul di bibirnya,

"Aku mau dia," gumamnya sambil menunjuk perempuan itu.

"Aku mau dia."

Kalimat itu diucapkan dengan nada malas yang tenang, tetapi gaungnya terdengar keseluruh ruangan. entah kenapa suara hiruk piruk itu menjadi hening . Dan Jennie merasakan semua tatapan tertuju padanya. pada dirinya yang sedang bersandar di meja bar , sibuk dengan pikirannya sendiri.

Dengan gugup Jennie menegakkan tubuhnya, berusaha membalas tatapan mata semua orang , lalu matanya terpaku pada mata itu. Mata cokelat pucat sehingga nyaris bening, menyababkan pupil matanya tampak begitu hitam dan tajam.

"cepat kesana. dia menginginkanmu," ucap si pemilik klub berdiri di belakangnya berbisik kepadanya, seolah takut kalau Jennie tidak cepat-cepat menuruti keinginan Jongin, akan berakibat fatal. Jennie mengernyit pada Jongin, mencoba menantang mata laki-laki itu, yang masih menatapnya dengan begitu tajam tanpa ekspresi.

"Apakah… apakah.." Jennie berdehem karena suaranya begitu serak, "Apakah Anda ingin dibawakan minuman?" Jongin hanya menatapnya beberapa saat yang menegangkan, lalu menganggukkan kepalanya.

" , minumanku yang biasa"

Secepat kilat sang bartender meracik minuman kesukaan Jongin, minuman yang biasa. Tangan Jennie gemetar ketika menerima nampan minuman itu. Sedikit lagi . . . .,gumamnya mencoba menyamangati dirinya sendiri. sedikit lagi dan semua dendammu akan terbalaskan... sedikit lagi. Jennie mengucapkan kata-kata itu bagaikan doa, dengan langkah gemetar dia mendekati Jongin yang duduk bagaikan sang raja , menunggunya.

Diletakkannya gelas itu di meja depan Jongin, Semoga kau lekas meminumnya dan lekas mati. Doa Jennie dalam hati.

Tetapi sepertinya Tuhan masih menginginkan Jongin hidup, karena lelaki itu terlihat tidak tertarik untuk menyentuh minumannya. Matanya malahan tertuju pada Jennie dan memandangnya tajam.

"Duduk." Jongin menjentikkan jarinya. Melirik tempat di sebelahnya.

Sekujur tubuh Jennie mengejang menerima perintah yang begitu arogan. tanpa sadar matanya memancarkan kebencian. siapa lelaki ini berani beraninya memerintahnya seperti ini?

Ketika Jennie termenung, seorang waitress lain dengan gugup mendorongnya supaya duduk, menuruti permintaan Jongin. Sehingga dengan terpaksa Jennie duduk di sebelah Jongin.

JenKai {SWTD Adult Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang