Jongin membaringkan Jennie ke atas ranjang. Jemarinya menyusup ke balik rok Jennie dan langsung menyentuh pusat kewanitaannya.
Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan dan Jennie langsung mengangkat tubuhnya penuh gairah. Jongin menundukkan kepalanya, mengecup leher dan pundak Jennie sambil menurunkan kemejanya,menikmati betapa Jennie menyerah kepada gairahnya.
"Ah sayangku, kau begitu indah," Jongin menangkup buah payudara Jennie ditelapaknya, merasakan dan menikmati kelembutan itu. Lalu bibir panasnya turun dan menangkup pucuknya, melumatnya penuh gairah, membuat Jennie hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur menjadi satu.
Lelaki itu menurunkan rok Jennie dan mulai menyentuhnya, dimana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakarnya. Jemari Jongin menyentuh pusat kewanitaannya dan Jennie merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Jongin mau memasukinya.
Dan Jongin sudah siap, Lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Jennie mendesak-desakkan tubuhnya dengan frustrasi, permohonan tanpa kata.
"Tenang sayangku," Jongin mulai terengah, menahan pinggul Jennie yang bergairah di bawahnya, "Aku akan meuaskanmu sebentar lagi"
Jongin menyentuhkan dirinya, dan langsung menggertakkan giginya, melawan dorongan kuat untuk memasuki Jennie dengan kasar. Jennie sudah sangat siap menerimanya, tetapi Jongin bertekad memperlakukannya dengan lembut,memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Jennie.
Ketika kehangatan Jongin merasukinya, tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Jennie mengerang dan memejamkan mata.
Oh astaga! Rasanya begitu tepat, kenikmatan ini, kedekatan ini yang telah dia sangkal selama ini. Rasanya luar biasa tepatnya! Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya tubuh Jennie terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan, Jongin mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersamanya.
* * *
Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Jennie menyadari pagi itu, mengingat senyum lembut Jongin ketika Jennie terbirit-birit kembali ke kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi. Terutama perasaan Jennie ke Jongin, ada yang berubah.
Ternyata selama ini dia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Jongin. Dan ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masing masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Jennie bahkan merasa ingin bersenandung.
Pagi ini, karena Jongin biasanya sudah berangkat bekerja jam-jam segini. Jennie memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seluruh isi rumah. Dia memutuskan untuk
menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu.Tanpa di temani siapapun, Jennie menyusuri lorong-lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari ke seluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca.
Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana. Jennie terpesona hingga hampir sesak napas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini, meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.
Jennie menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan, dengan penuh rasa ingin tahu dia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah Jennie mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya, dengan suara berderit karena
engsel yang sudah lama tak diminyaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
JenKai {SWTD Adult Series}
RomanceTerlalu sensitif, sayang? Kau membutuhkan pelampiasan dengan segera bukan?," Tangan Jongin bergerak ke pusat gairah Jennie. "Tidak!," Jennie mencoba berteriak dan mencengkeram lengan Jongin, "Jangan! Kau tidak boleh melakukannya!" "Ini satu-satunya...