Chap15

4.3K 184 2
                                    


Jennie mundur dengan tidak nyaman. Membiarkan Kim Jongin masuk ke rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara, panjang lebar. Dan mereka tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.

Jennie memiringkan tubuhnya mempersilahkan Jongin masuk ke rumahnya yang mungil tetapi indah itu. Jongin langsung duduk di sofa cokelat itu, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkan di meja,

"Apa yang kau rencanakan di hari ulang tahunmu?," Jongin mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Tidak ada," Jennie punya cheese cake strawberry di kulkasnya. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam. Tanpa gangguan Jongin. Jongin menatap Jennie seolah mengukur-ukur,

"Aku bisa mengadakan pesta untukmu"

"Aku tidak butuh pesta darimu"

"Hmm," Lelaki itu mendesah, lalu ketika menatap Jennie, tatapannya berubah serius,

"Kau tahu kan kenapa aku kemari?" Jennie mengangguk,

"Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu"

"Penawaran?," Jongin mengangkat alisnya, "Oke jelaskan"

"Aku akan mengembalikan semua uang yang pernah kau berikan kepada ayahku"

" Jennie," Jongin terkekeh,

"Utang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak.
Aku menolak penawaranmu. Dan kau...," mata Jongin berubah sensual,

"Kau akan menjadi isteriku sebentar lagi sesuai perjanjian"

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya, dan kenapa kau begitu santai? Ini masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan"

"Aku hanya ingin kau menjadi isteriku," Jongin bersedekap, menatap Jennie yang mulai emosi,

"Itu sudah kutetapkan sejak awal mula"

"Kenapa?," Jennie tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Irene?" Wajah Jongin mengeras ketika Jennie menyebut nama Irene, bibirnya mengetat,

"Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua"

"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkan?," Jennie sudah menahan diri, tetapi suaranya meninggi,

"Semua ini karena wajah ini, karena wajah yang sama dengan almarhumah isterimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya Jongin! Kami orang yang berbeda, dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda," Jongin berdiri di depan Jennie, siap berkonfrontasi,

"Percayalah, aku benar-benar tahu, karena gairah semacam ini, tidak pernah kurasakan dengan siapapun!" Lelaki itu meraih Jennie ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya. Dengan lembut. Tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan dia menguak bibir Jennie, mencicipinya pelan-pelan kemudian melumatnya lembut.

Lidahnya menelusuri seluruh bibir Jennie dan kemudian bermain-main dengan lidah Jennie, mencecapnya habis-habisan. Ketika akhirnya ciuman itu selesai mereka sama-sama terengah-engah,

"Apakah pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"

"Dalam mimpimu," Jennie menjawab dengan ketus, membuat Jongin terkekeh geli.

"Kita adalah pasangan yang sangat cocok," Jongin mendekatkan tubuh Jennie ke tubuhnya, dalam rangkuman dadanya,

"Kaitkan kakimu di kakiku" Jennie menatap Jongin dengan cemas,

JenKai {SWTD Adult Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang