Chap14

4.1K 197 1
                                    




Hari pertamanya dalam kebebasan dan Jennie luar biasa menikmatinya. Rumah mungil yang dikontraknya masih tertata rapi seolah-olah tidak pernah ditinggalkan sebelumnya. Mungkinkah Jongin mengirimkan orang-orangnya untuk membersihkan rumah ini?

Jennie menggelengkan kepalanya dan mencoba menghapus bayangan Jongin dari pikirannya. Dia harus melupakan lelaki itu dan melangkah maju.

Pagi itu yang dilakukan oleh Jennie pertama kali adalah memeriksa kulkasnya dan mengerutkan kening ketika menemukan kulkasnya penuh bahan makanan. Ini pasti pekerjaan lelaki itu, gumam Jennie, menolak menyebut nama Jongin demi usahanya melupakannya.

Tetapi Jennie tidak mau membiarkan gangguan ini merusak hari pertama sayuran, daging sapi, dan telur. Lalu dia membuat tumis daging dengan sayuran dan telur yang berbau harum, setelah menuang masakan harum itu dari wajan. Jennie menuang teh hangat yang sudah diseduhnya tadi pagi ke cangkir berwarna putih, dan meletakkan semuanya di meja. Sambil menyantap makanannya Jennie menyalakan komputernya.

Hal pertama yang harus dilakukannya adalah mencari pekerjaan, karena Jennie harus bertahan hidup. Seperti semula. Seingat Jennie, dirinya masih punya tabungan di rekeningnya, tidak banyak memang hanya cukup untuk bertahan hidup selama satu sampai dengan dua bulan setelah dikurangi pembayaran kontrak rumah kecil ini secara bulanan.

Setelah itu Jennie harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sekaligus membayar tempat tinggalnya. Kalau Jennie tidak bisa melakukannya, dia akan menjadi gelandangan. Jadi, waktunya untuk mencari pekerjaan sangatlah sempit.

Oh ya, hal kedua yang harus dilakukannya adalah mengambil uang tabungannya, mungkin nanti siang dia akan ke bank. Jennie menghirup tehnya yang terasa harum dan meneguknya dengan tegukan panas yang nikmat. Lalu mulai menyantap sarapannya sambil membuka situs pencari pekerjaan di komputernya.

Lowongan kerja… lowongan kerja yang cepat dan sesuai kualifikasinya… mata Jennie bergerak cepat dan mencatat beberapa perkerjaan yang sesuai. Dia mengirimkan email surat lamaran ke beberapa perusahaan tersebut sambil menghabiskan sarapannya.

Ketika Jennie selesai melakukan kegiatannya, waktu sudah hampir jam dua belas siang. Jennie teringat bahwa dia harus ke Bank, dengan bergegas Jennie mengambil tas kecilnya dan hendak keluar rumah ketika ada yang mengetuk pintunya.

Seketika Jennie waspada. Dia tidak pernah punya teman sebelumnya. Jadi, itu tidaklah mungkin teman yang bertamu. Lagipula, dalam penyamarannya waktu itu karena berencana membalas dendam kepada Jongin, tidak banyak yang tahu kalau Jennie tinggal di rumah mungil ini.

Apakah itu musuh Jongin yang ingin mencelakainya? Jennie bergidik ngeri. Kemudian menggelengkan kepalanya, berusaha menenangkan diri. Tidak, Jongin pasti sudah mengurus masalah itu sebelum memutuskan melepaskan Jennie.

Jadi, siapa yang sedang mengetuk pintunya saat ini? Dengan hati-hati Jennie mengintip melalui jendela sebelah dan menemukan seorang lelaki dengan setelan jas mahal dan resmi berdiri di depan pintunya. Dari penampilannya, tampaknya lelaki itu lelaki baik-baik.

Tetapi penampilan bisa menipu bukan?. Jennie masih tidak bisa percaya bahwa Dokter Mark yang begitu baik dan selalu tersenyum itu ternyata adalah psikopat berjiwa kejam.

Jennie meraih pisau dapur dan membuka pintu dengan hati hati, membiarkan rantai tetap menahan pintu itu,

"Siapa?," Jennie menatap pria tampan dalam balutan jas rapi itu sambil mengerutkan keningnya.

"Selamat siang, Anda Nona Jennie? Saya Jaehyun, pengacara yang dikirim kemari"

Pengacara?,

"Pengacara untuk apa? Saya tidak berkaitan dengan masalah hukum apapun," Jennie masih mengintip dari pintu, belum mau membukanya, menatap Jaehyun dengan
curiga.

JenKai {SWTD Adult Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang