Chap18

3.9K 197 4
                                    

Mata Jongin menyala ketika menatap mata Jennie. Perempuan ini menatapnya tanpa dosa. Tidakkah dia tahu bahwa permintaannya ini menambah penderitaan Jongin? Memijit Jennie? Dalam kondisi bergairah dan ingin dipuaskan seperti ini? Bagaimana Jongin bisa menahan diri, ketika jemarinya menyentuh kelembutan kulit Jennie di tangannya?

"Oke, berbaliklah," Jongin menggeram lagi. Jennie tidak pernah meminta tolong kepadanya, dan kalau Jennie melakukannya, itu berarti Jennie benar-benar kesakitan.

Jemari Jongin bergerak menyentuh kepala Jennie, ke helaian rambut seperti sutera yang terasa lembut di jemarinya. Helaian itu biasanya adalah tempat Jongin menenggelamkan kepalanya ketika dia mencapai orgasmenya yang luar biasa nikmat di atas tubuh isterinya....

Sial! Jangan pikirkan tentang itu, Man! Jongin memijit dan seolah belum cukup siksaannya, selama proses itu, Jennie terus menerus mendesah keenakan karena pijatan Jongin. Bahkan kadang mengerang, persis seperti erangannya ketika Jongin mencumbunya, dan itu luar biasa menyiksanya. Kejantanan Jongin sudah berdenyut-denyut, dan Jongin merasa dirinya hampir meledak karena gairah, gairahnya kepada Jongin.

"Sudah cukup?"

"Aku masih sedikit pusing di sisi ini," Jennie memiringkan kepalanya, memamerkan pundaknya yang hangat dan halus, membuat Jongin ingin mengigit lembut di bagian lunak di sebelah sana...

Sial. Sial. Sial! Sambil terus memijit Jennie, Jongin menyumpah terus menerus dalam hati. Kemudian ketika Jennie tampak santai, Jongin melepaskan pijitannya dengan hati-hati.

Bagus. Jennie sudah tertidur. Sekarang mungkin dia akan mandi dengan air dingin, kalau tidak dia akan terbakar semalaman di atas ranjang ini. Menderita karena tak terpuaskan. Dengan tak kalah hati-hati, Jongin bergerak turun dari ranjang, hendak melangkah kekamar mandi.

"Jongin" Hampir saja Jongin mengerang mendengar panggilan Jennie,

"Apa Jennie?," desis Jongin serak

"Sekarang aku sudah tak pusing lagi"

Hening.

Jongin tertegun sejenak, kemudian menyadari arti kata-kata Jennie, dia langsung membaringkan kembali tubuhnya di ranjang, sepenuh gairahnya.

"Bagus," bisiknya parau lalu membalikkan tubuh Jennie dan melumat bibirnya tanpa ampun.

Gairahnya yang menggelegak tidak ditahan-tahannya lagi, Jongin menyentuh Jennie di mana-mana, menikmati kepemilikannya atas tubuh isterinya, menikmati betapa tubuh Jennie yang lembut dan hangat itu menggelenyar di setiap sentuhannya.

Payudara Jennie tampak lebih berisi, mungkin karena kehamilannya. Ketika akan menyentuhnya seperti biasanya,Jongin tertegun dan menatap Jennie,

"Apakah aku akan menyakitimu?"

Jennie tersenyum meminta pengertian, "Sedikit nyeri di bagian situ," desahnya.

Jongin tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya mengecup ujung payudaranya, lalu memainkannya dengan lidahnya lembut, tangannya menelusur ke bawah dan menyentuh pusat kewanitaan Jennie, menemukan bahwa Jennie sudah siap dan bergairah untuknya.

Dengan menahan dirinya, Jongin menindih Jennie dan menyatukan tubuhnya, berusaha menahan diri supaya berhati-hati, karena isterinya ini sedang hamil, Ya ampun! Tubuh mereka menyatu, dan Jongin bergerak selembut yang dia bisa. Tetapi gairah menyala-nyala di seluruh aliran darahnya ketika akhirnya Jennie mencapai orgasme, membawanya juga terjun bebas dalam jurang kepuasan yang dalam.

###



Hubungan mereka membaik kembali meskipun sedikit kaku. Dan semakin bertambahnya usia kehamilannya. Jennie menyadari bahwa dia menyayangi suaminya.

JenKai {SWTD Adult Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang