Hening. Hanya itu yang terjadi sesaat setelah Mark mengatakan apa yang ingin dia katakan sejak tadi.
"Haechanie, kita akhiri saja ini" ulang Mark karena tidak mendapat jawaban dari Haechan.
"Kenapa?" Tanya Haechan dengan mata berkaca-kaca nya yang tepat menatap mata kekasihnya.
"Maafkan aku" hanya itu yang dapat Mark katakan.
"Aku ingin penjelasan" balas Haechan.
Mark diam seribu bahasa, mencari alasan tepat yang dapat meyakinkan kekasihnya ini agar mereka bisa mengakhiri hubungan mereka.
"Beri aku alasan, kenapa Hyung ingin mengakhiri hubungan ini" ulang Haechan dengan meraih sisi wajah Mark.
"Aku harus pindah, dan aku sudah tidak yakin dengan hubungan ini" jelas Mark.
"Hyung bohong, setelah hampir 5 tahun, Hyung ingin mengakhiri nya. Hyung berjanji akan terus bersama ku. Tapi sekarang Hyung yang ingin mengakhiri nya" sanggah Haechan tidak terima dengan alasan yang di berikan Mark.
"Seiring berjalannya waktu semua akan berubah Haechan, termasuk perasaan ku" ungkap Mark lagi.
"Begitu juga dengan ku, Hyung. Perasaanku justru semakin bertambah untuk mu" kata Haechan memutar perkataan Mark.
"Haechanie, please. Aku tidak bisa memaksakan perasaan ku lagi" balas Mark meminta pengertian Haechan. Ia tahu jika Haechan akan seperti ini, tapi ia tetap harus melakukannya.
Air mata Haechan jatuh saat Mark masih pada keputusannya.
"Tapi aku juga tidak bisa memaksakan perasaanku untuk tidak mencintai mu, Hyung"
"Banyak yang menyukai mu, kau pasti bisa dengan mudah melupakan aku" kata Mark dengan menghapus air mata milik Haechan.
"Tapi aku hanya mencintai mu" lirih Haechan.
"Haechan, maafkan aku" kata Mark akhirnya, yang tidak mampu lagi menjawab argumen Haechan.
"Baiklah jika itu mau Hyung" kata Haechan dengan menggenggam tangan Mark yang masih berada di pipinya.
Mark menatap Haechan tidak percaya, dan kemudian tersenyum tipis.
"Ayo kita akhiri hubungan ini, jika musim dingin berakhir" ucap Haechan, dan seketika membuat senyum Mark hilang seketika.
"Tapi ..."
Dengan tiba-tiba Haechan mencium bibir Mark. Menghentikan ucapan yang sepertinya bantahan yang ingin di sampaikan oleh kekasihnya.
Mark diam terkejut dengan apa yang di lakukan Haechan. Entah kenapa kali ini rasanya berbeda dari yang pernah mereka lakukan biasanya.
Haechan menjauhkan wajahnya, matanya tertutup, karena tidak ingin melihat raut wajah Mark saat ini.
"Jika Hyung menolak nya, aku akan menghilang dari ..."
Perkataan Haechan terpotong kala Mark kembali mempertemukan bibir mereka. Dapat Haechan rasakan tangan dingin Mark menangkup wajahnya. Haechan kembali menjatuhkan air mata miliknya.
Dari dulu Mark tidak bisa menolak keinginan Haechan. Dan lagi dirinya tahu bagaimana sifat kekasihnya. Tapi ini semua demi mengakhiri hubungan mereka. Hari ini Mark mengalah lagi untuk Haechan. Ia akan memenuhi keinginan Haechan.
Saat ini Mark menahan perasaan emosional nya, ia tidak ingin terlihat lemah di depan Haechan. Ia harus mampu meyakinkan Haechan jika dirinya ingin berpisah dengan lelaki yang sedang dirinya cium saat ini. Meskipun kenyataan mengatakan sebaliknya.
Mark memberi lumatan-lumatan lembut pada bibir Haechan. Di mana Haechan yang masih memejamkan mata, membalas pergerakan dengan tak kalah lembutnya. Mark tahu jika Haechan mencoba menyampaikan perasaannya melalu ciuman yang mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hangat, Musim Dingin Bersama Mu || Markhyuck || [Completed]
FanfictionHaechan mempertahankan tawanya dengan menatap wajah Mark. Tapi tidak dengan matanya yang memancarkan kesedihan yang begitu dalam "HAHAHAHA ...." Tak berapa lama kemudian air matanya turun tanpa terkendali, Haechan menguatkan diri untuk tetap menatap...