07

1.2K 140 3
                                    

Pagi-pagi sekali Haechan sudah bangun. Terlihat sekali lelaki itu sedang sibuk, atau sedang membuat sibuk diri sendiri. Entahlah, hanya Haechan yang tahu.

Jeno yang baru bangun pun, terkejut melihat keadaan rumahnya yang sudah rapi. Di lihatnya Haechan sedang mengemas banyak makanan.

"Kau ingin memberi makanan sebanyak itu untuk siapa?" Tanya Jeno dengan penampilan nya yang masih berantakan.

"Hm? Ini semua?" Haechan memperhatikan meja yang penuh dengan makanan yang baru saja dirinya kemas.

Jeno yang mengangguk dengan duduk di kursi meja makan. Dengan menyangga dagunya dengan kedua tangan.

"Untuk mu dan Sungchanie" jawab Haechan tersenyum.

"Untuk ku dan Sungchan?" tanya Jeno tidak percaya.

"Kenapa memanggil ku?" Tanya Sungchan saat namanya tiba-tiba di sebut.

"Kebetulan sekali, Sungchan sudah bangun" kata Haechan melihat Sungchan yang menghampiri dirinya dan Jeno.

"Ada apa?" tanya Sungchan dengan posisi sama seperti Jeno.

"Kalian berdua dengarkan aku baik-baik. Aku sudah membereskan rumah jangan membuat kekacauan" kata Haechan menatap keduanya tajam dan serius.

"Tidak janji" Jawab Jeno, di ikuti anggukan kecil dari Sungchan.

Haechan menghela nafas pelan dan memutar bola matanya malas.

"Terserah kalian kalau begitu. Dan aku sudah menyiapkan ini semua" lanjut Haechan dengan menunjukkan meja yang penuh dengan makanan.

"Jangan di habiskan, ini stok makanan kalian sampai malam" pernyataan Haechan membuat Jeno dan Sungchan mengerutkan kening mereka. Memberi Haechan tatapan bertanya.

"Hari ini jangan mengganggu ku dan Mark Hyung. Kami akan berkencan, jadi jangan mengganggu. Kalian ingat itu" kata Haechan memasang wajah galaknya.

"APA?!?" teriak Jeno dan Sungchan secara bersamaan. Membuat Haechan terkejut.

"Tidak, tidak boleh" Jeno berkata sembari menatap Haechan kesal. Enak saja Hyung nya mau di monopoli sendirian.

"Ini tidak boleh terjadi. Tidak boleh" Sungchan ikut menimpali. Ia tidak terima.

Biasanya mereka bertiga akan menghabiskan malam tahun baru bersama. Itulah kebiasaan ketiganya saat malam pergantian tahun. Dan biasanya juga mereka akan melakukan panggilan video dengan orang tua mereka.

"Aku tidak mengijinkan" kata Jeno yang masih menatap Haechan sengit.

"Kenapa tidak seperti sebelumnya, Hyung ingin memonopoli Mark Hyung?" Sungchan juga keberatan dengan apa yang ia dengar.

"Hei, kenapa kalian jadi menyalahkan ku. Ini semua permintaan Mark hyung asal kalian tahu?" Kata Haechan juga kesal.

"Tidak mungkin, Mark Hyung pasti bercanda" balas Jeno. Di mana Sungchan mengangguk menyetujui perkataan Jeno.

"Terserah kalian mau percaya atau tidak" balas Haechan santai. Membuat kedua bersaudara itu bangkit dari tempat mereka dan pergi meninggalkan Haechan. Mereka harus mencari kebenaran nya.

Sementara Haechan menatap kepergian Jeno dan Sungchan dengan perasaan bersalah. Ia tahu jika ini kebiasaan ketiganya di malam akhir tahun. Dan biasanya dirinya juga ikut bergabung dengan mereka. Namun kali ini, karena permintaan kekasihnya Haechan tidak tahu harus berbuat apa.

****

Jeno dan Sungchan bergegas menuju kamar Hyung mereka. Tidak mungkin jika Mark lupa kebiasaan mereka. Di tambah lagi dengan keadaan Hyung mereka saat ini.

Hangat, Musim Dingin Bersama Mu || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang