13

1.4K 136 2
                                    

Lagi-lagi keinginan sederhana Mark benar-benar terwujud, mungkin Tuhan juga membantu melancarkan perhitungan nya selama ini.

Kedua orang tuanya senantiasa menemani dirinya selama di rumah sakit, hingga detik ini.

Jeno dan Sungchan masih harus menempuh pendidikan mereka. Begitu juga dengan Haechan.

Mark tertawa melihat orang tuanya yang masih sering berdebat hanya karena masalah sepele. Namun itu justru terlihat lucu di mata Mark.

"Anak nakal, kenapa tertawa" kata Jaehyun yang tidak terima di tertawakan putra sulungnya.

"Kenapa appa tidak mau mengalah, eomma kan memang benar" balas Mark dengan tawanya yang masih terdengar.

"Mark, ini namanya prinsip" ucap Jaehyun tetap kukuh pada pendiriannya.

"Appa mu memang keras kepala. Padahal bubur jika tidak di aduk terlihat lebih enak" sahut Taeyong kesal.

"Di aduk lebih membuat rasanya rata" balas Jaehyun lagi-lagi tidak mau kalah.

Kedua orang dewasa tersebut berdebat hanya karena makan bubur di aduk atau tidak. Benar-benar masalah sepele bukan?

"Sudahlah appa,  eomma always right" kata Mark.

"Anak eomma yang terbaik" ucap Taeyong senang mendapat dukungan.

"Kan eomma memang selalu di kanan appa" kata Mark menahan tawanya.

Alhasil giliran sang appa yang tertawa melihat istrinya yang terlihat kesal.

"Eomma makan yang banyak dan jaga kesehatan" ucap Mark dengan mengamati kedua orang tuanya makan.

"Dan Mark harus bertahan lebih lama untuk eomma" kata sang eomma dengan senyumannya. Dan memperbaiki Mark.

"Ada yang kau inginkan Mark?" tanya Jaehyun begitu makan nya selesai.

"Aku ..."

"Mark ada apa? Apa yang kau rasakan" Taeyong panik dan menghampiri Mark.

Jaehyun segera memanggil dokter saat melihat putranya.

"Eomma, aku ... Ak-aku tidak ... " Kata Mark dengan suara putus-putus "bisa ... Bernafas"

"Bertahan Mark dokter sedang kemari" ucap Jaehyun dengan menenangkan istrinya.

Mark tersenyum dengan menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Mark, eomma mohon bertahanlah" ucap Taeyong dengan derai air mata di wajahnya.

Dokter datang dengan terburu-buru. Begitu mengetahui apa yang di alami Mark, dokter segera memerintahkan suster memasang alat bantu pernafasan.

Tak kunjung melihat Mark membaik, Dokter memerintahkan untuk membawa Mark ke ruang ICU.  Dan itu semakin membuat kedua orang tua Mark kalut.

Beberapa menit berlalu, Dokter keluar dengan raut menyesal nya. Dan menatap kedua orang tua Mark dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ada apa, dok? Bagaimana keadaan Mark"

"Keadaan Mark sudah sangat parah Tuan" ucap Dokter.

"Apa Mark masih sanggup bertahan dokter. Tolong buat anak ku bertahan" ucap Taeyong putus asa.

"Mark mengalami gagal jantung, dan hampir seluruh saraf nya sudah tidak berfungsi. Hanya beberapa saraf tertentu yang kadang masih bekerja ..." ucap Dokter.

"Untuk saat ini, hidup Mark bergantung pada alat" lanjut Dokter akhirnya.

Dimana membuat kedua orang tua Mark seperti tersambar petir di siang hari yang cerah.

Hangat, Musim Dingin Bersama Mu || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang