Mark terkejut saat melihat Haechan datang ke rumahnya dengan mata sembab. Akan tetapi saat Mark bertanya, Haechan hanya memberi gelengan sebagai jawaban.
"Sudah lebih baik?" Tanya Mark.
Haechan mengangguk pelan "Aku mau merayakan natal disini. Bersama Hyung dan yang lainnya"
Deg!!
Jantung Mark berdetak dua kali lebih cepat "Kenapa, biasanya kau suka merayakan natal bersama, appa dan eomma?" Tanya Mark. Biasanya ia dan Haechan merayakan natal di rumah keluarga Haechan.
Sementara orang tua Haechan tidak pernah sekalipun melewatkan natal bersama anak semata wayang mereka.
"Aku marah dengan appa dan eomma, kali ini mereka sibuk bekerja karena mengejar target sebelum akhir tahun. Aku tidak mau, tapi mereka juga tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka"
Oh baiklah Mark mengerti kenapa Haechan datang ke rumahnya dengan mata sembab, karena Haechan tidak mau merayakan natal sendirian.
Sebenarnya Mark tidak masalah jika mereka merayakan natal bersama, tapi di satu sisi ia juga takut jika Haechan mengetahui penyakit nya. Beberapa hari yang lalu dirinya sempat di bawa ke rumah sakit, karena tiba-tiba pingsan. Membuat Jeno, Sungchan dan Lucas panik bukan main.
"Hyung?" Panggil Haechan.
"Tapi akan berbeda perayaan natal antara keluarga mu dan keluarga ku"
"Tak apa Hyung, asal aku tidak sendirian" jawab Haechan.
"Baiklah, maaf jika nanti membuat mu kecewa" kata Mark.
"Asal dengan Hyung sepertinya tidak akan. Lagi pula waktu kita tidak lama lagi, Januari, Februari ... Ah kenapa waktunya cepat sekali" kata Haechan mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hey, kita jalani masa sekarang, masa depan biarlah menjadi kejutan dari Tuhan" kata Mark dengan menangkup wajah Haechan.
Haechan diam, matanya tepat menatap mata kekasihnya "Eum .. kejutan Tuhan pasti indah" ucap Haechan.
Jawaban Haechan justru membuat Mark diam seribu bahasa, akankah dirinya berakhir dengan indah? Seperti yang kekasih manisnya ini katakan.
"Iya kejutan Tuhan pasti indah. Buktinya Tuhan memberi mu untuk ku sejak 5 tahun lalu" ucap Mark dengan senyumannya, dan dengan gemas bermain dengan pipi berisi Haechan.
"Terimakasih sudah ada di sisi ku, menemaniku saat sakit, selalu ada untuk ku. Terimakasih Haechanie" kata Mark dengan memeluk Haechan. Mengingat Haechan yang menemaninya saat operasi kanker, dan kemoterapi waktu dulu.
"Hyung, aku jadi ingin menangis lagi" ucap Haechan dalam dekapan Mark.
"Hei jangan. Air mata mu terlalu berharga" kata Mark yang lagi-lagi gemas dengan tingkah Haechan "Ayo aku antar pulang, appa dan eomma pasti mengkhawatirkan mu"
Haechan ragu dengan apa yang di katakan Mark dan enggan untuk menjawab.
"Haechanie"
"Aku tidak mau pulang, saat natal nanti appa dan eomma juga tidak akan pulang" Haechan masih marah dengan appa dan eomma nya.
"Tidak, kau harus pulang. Manfaatkan waktu kalian" tegas Mark.
"Tapi .."
"Tidak ada tapi-tapian"
"Baiklah, tapi aku akan menginap saat natal sampai malam pergantian tahun nanti" putus Haechan.
"Aku tidak mau tau, Hyung harus menurut. Karena saat itu aku di rumah sendirian. Jadi Mark hyung tidak boleh menolaknya" kata Haechan menghentikan Mark yang ingin memberi bantahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hangat, Musim Dingin Bersama Mu || Markhyuck || [Completed]
Fiksi PenggemarHaechan mempertahankan tawanya dengan menatap wajah Mark. Tapi tidak dengan matanya yang memancarkan kesedihan yang begitu dalam "HAHAHAHA ...." Tak berapa lama kemudian air matanya turun tanpa terkendali, Haechan menguatkan diri untuk tetap menatap...