Shafa yang tengah berada didapur membuka lemari es nya, tak ada makanan. Di dalam tudung saji pun tak ada.
Bergegas ia berlari ke kamar Yusuf dan ternyata semua makanannya telah diambil dan dihabiskan oleh pria itu.
"Kak Yusuf!" teriaknya.
Sang pemilik nama tersebut hanya menoleh sekejap ke arahnya sekilas lalu kembali melanjutkan game yang ia mainkan sambil bersandar.
Bungkus makanan itu berserakan disamping tempat tidurnya, peduli apa Yusuf? Sekali ditegur oleh Adam, sekali juga ia menurut. Setelah itu, kesalahan tersebut pun diulang kembali.
Shafa merasa sangat geram, ia berjalan menghampiri pria itu lalu melemparkan bantal tepat di wajah Yusuf.
Glek.
Gugup? Tentu saja, mata sang Kakak tiba-tiba saja menyorotnya tajam dengan datar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Shafa tahu betul, kalau Yusuf sudah seperti itu berarti ia akan sangat marah beberapa detik lagi.
Gadis berniqab itu meneguk saliva nya pelan, ia menyengir kecil, berjalan mundur perlahan lalu berlari keluar sambil berteriak, "Maafin aku, Kak!"
"SHAFA!!!"
Langkahnya sangat laju menuruni anak tangga tersebut, tak lupa jika dibelakangnya terdapat Yusuf yang mengejarnya dengan langkah yang tak kalah cepat.
"Berani banget kamu ya!" teriak Yusuf.
"Maafin Shafa, Kak! Gak sengaja beneran!"
Gadis itu terus berlari sambil menyingkap sedikit gamisnya yang panjang, keduanya berkeliling hingga tak lama kemudian, Shafa menemui Adam yang tengah asik duduk di sofa teras rumah sambil membaca mushaf Al-qur'an dengan tenang.
Tetapi kehadiran kedua Adiknya itu malah membuatnya tak konsen, Adam menyudahi bacaannya lalu menatap ke arah Shafa yang masih berlari mengelilingi air mancur di halaman rumahnya dengan Yusuf tanpa sendal.
"Astaghfirullahal'adzim.. Sehari aja gak berantem bisa?" tanya Adam.
"Gak bisa, Kak! Shafa udah berani sama aku, dia ngelempar bantal tadi ke muka aku!" sahut Yusuf.
"Salah dia Kak Adam! Kak Yusuf ngambil semua makanan aku di kulkas! Padahal Shafa baru beli tadi pagi!"
Adam memijat pelipisnya pelan sembari menggeleng kecil, ia pun kembali memperhatikan kedua Adiknya.
Dilihatnya Shafa mulai kelelahan, langkahnya terhenti sambil menghembuskan napas panjang berulang kali. Ia pun berbalik menatap Yusuf yang ternyata juga sama sepertinya.
"Kenapa? Capek?" tanya Adam meledek.
Keduanya mengangguk serempak. "Maafin aku, Kak! Gak sengaja! Huh.." Ujar Shafa dengan napasnya yang masih terengah-engah.
Yusuf kembali mengangguk, "Iya! Kakak juga minta maaf, Allah.. Capek aku."
Adam berjalan menghampiri mereka lalu duduk ditepi air mancur itu.
"Mau denger cerita gak?" tawarnya.
Shafa mulai duduk di rerumputan hijau itu lalu bertanya, "Cerita apa, Kak?"
"Wafatnya Khalifah Utsman bin Affan sahabat Nabi."
Yusuf duduk disamping Adiknya sambil berkata, "Boleh tuh."
Tanpa mengulur waktu yang panjang, Adam pun memulai cerita tersebut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]
Romance( Belum revisi, tulisan masih acak-acakan ) Spiritual - Romance ----- "Maasyaa Allah, beliau ganteng banget. Tapi, kayaknya gak mungkin deh." Kashafa Andyra Al-Azhar. Seorang gadis berniqab yang akrab dipanggil Shafa. Ia memiliki perasaan pada Azr...