Apakah Bisa?-28

2.1K 250 0
                                    

Setelah selesai berbincang dengan Azriel, Ilyas pun mengajak Shafa untuk pulang.

Gadis itu hanya menurut, ia juga tak berucap apapun pada Azriel selain menjawab apa yang ditanyakan oleh pria tersebut.

Shafa tak peduli, daripada rasa canggung nya membuat situasi semakin memburuk, ia lebih memutuskan untuk diam.

Gadis itu mulai berjalan mendekati mobilnya dan meminta Ilyas untuk masuk lebih dulu, ia pun memberikan sedikit uang pada tukang parkir yang ada disana, Alif.

Ketika Shafa meraih gagang pintu mobilnya dan hendak membuka, tiba-tiba saja pria itu berkata, "Kalau saya pendosa gini, emang Mbak mau sama saya?"

Eh? Maksudnya? Shafa terdiam dan berbalik ke arah pria bertopi merah dengan tato yang memenuhi lengan serta lehernya tersebut dengan alisnya yang mengernyit bingung.

"Saya banyak dosa, Mbak. Emang Allah mau ngampunin semua dosa saya?" sambungnya lagi.

"Allah itu Maha Pengampun, kalau kamu serius  pengen taubat. Insyaa Allah pasti Allah terima," balas Shafa.

Alif terkekeh kecil dengan tundukkannya, "Kalau saya udah taubat, Mbak mau jadi pacar saya?"

Degg!

Shafa yang mendengar pertanyaan itu sontak terkejut, ia berusaha tetap tenang dengan hembuskan napas dalam lalu berkata, "Itu namanya kamu taubat karena manusia, bukan karena Allah. Dalam islam sendiri istilah pacaran itu gak ada, kecuali setelah menikah. Bahkan semua hubungan antara pria dan wanita yang bukan mahrom itu bisa dikatakan haram."

"Um.. Gitu, ya. Berarti saya boleh dong nikahin Mbak?"

Pertanyaan pria itu semakin liar, tanpa basa-basi lagi Shafa pun berpamitan pada Alif, ia membuka gagang pintunya lalu masuk ke dalam mobil itu dan mulai beranjak pergi dari tempat itu.

"Aunty kenapa lama?" tanya Ilyas dengan manyunnya.

Shafa yang tengah asyik menyetir mulai mengalihkan pandangannya pada Ilyas sambil tersenyum simpul, "Gak kenapa-napa kok sayang."

Anak itu hanya mengangguk kecil lalu kembali memainkan mobil-mobilannya.

Shafa masih merasa takut, ia ucapkan istighfar berulang kali serta hembusan napas kasar yang terdengar di telinganya.

***

"Kamu kapan pulang ke Hadramaut, Suf?" tanya Adam.

Pria yang tengah sibuk dengan game di komputernya itu mulai menoleh sekilas pada Adam sambil berkata, "Hm? Minggu depan, Kak."

"Astaghfirullah.. Kamu ini, nanti gak kerasa loh. Malah santai-santai kayak gitu." Protes Adam.

"Emang kenapa sih, Kak? Rempong amat kek Dora."

Plakk!

Sendal itu berhasil mendarat tepat di pipinya. Adam merasa sangat puas, ia menatap Yusuf dengan senyum ledek tanpa ada merasa bersalah sedikitpun.

Sementara Yusuf terus mengelus pipinya karena lemparan Adam itu terasa sangat sakit dan perih.

"Astaghfirullah, Kak Adam! Sakit ya Allah, Kak!" ringis Adam di tengah keluh nya.

Adam menatapnya datar sambil berkata, "Mau nanya, salah gue dimana ya?"

Yusuf tersenyum manis menatap Kakaknya itu, "Dimana dimana, anak kambing Adam, anak kambing Adam, udah di masak Umma."

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang