Rencana-37

2.6K 285 6
                                    

08.26

Azriel membuka ponselnya untuk menelepon Wildan karena ia meminta maaf hari ini mendadak tidak jadi ikut ke pernikahan Lista.

"Gue doain semoga lancar, Zriel."

"Aamiin.. Ya Allah, thanks, Bro!"

Gamis putih yang biasa ia kenakan, pria itu pun mulai turun dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Shafa bersama kedua orang tuanya.

Gugup? Sangat. Dengan sekejap ia sudah bisa mengikhlaskan Lista dengan pria lain, karena ia sudah Tuhan gantikan dengan yang terbaik.

"Assalamu'alaikum.." Ucap Azriel seraya memencet bel yang tak jauh darinya.

Tingg.. Nongg..

Tak menunggu waktu yang lama, hadirlah Azizah dengan syar'i putih menghampiri mereka tersenyum ramah.

"Maasyaa Allah.. Kalian udah dateng. Ayo masuk, silakan duduk dulu ya.. Yang lain lagi di dalem," tutur Azizah yang dengan senang hati. Namun sebelumnya, tak lupa ia bersalaman dengan Melati.

Keluarga Azriel pun berjalan mengekori Azizah lalu duduk di ruang tamu seraya menunggu Shafa dan Latif untuk membicarakan soal pernikahan.

***

"Jangan lupa nanti telepon Shafa ya."

"Iya insyaa Allah. Kamu kenapa? Tiba-tiba manja gini? Haha!" ledek Yusuf sambil merapikan koper nya.

Shafa menyipitkan matanya menatap pria itu tajam, merasa kesal mungkin.

Ia akan merasa kesepian karena tak punya teman untuk bercanda. Kalau masalah jahil, ia akui itu adalah Yusuf dan pria itu sangat mudah di ajak bercanda. Tetapi Adam? Tidak, lelaki itu selalu menganggap serius hal apapun.

"Aku gak ada temen!" rengek Shafa.

Yusuf menghembus napasnya pelan, ia tertawa kecil melihat gadis itu yang benar-benar manja padanya hari ini. Ia pun mendekati sang Adik dan langsung mendekapnya.

Tetapi Shafa malah menangis, mungkin meluapkan semua kesedihan yang sudah ia tahan.

Bukannya membujuk agar gadis itu tak menangis lagi, Yusuf justru menertawakan Shafa.

"Bhahaha! Kok malah nangis? Aduh.. Laknat sekali aku sebagai Abang, ngakak woy!"

Plakk!

Satu tamparan mendarat dilengan pria itu, "Pindah aja lah Kak! Kuliah disini ajaa!"

Yusuf meringis sakit karena tamparan Shafa memanglah pedas, "Aduuh.. Enteng banget kamu ngomongnya. Tinggal beberapa bulan lagi, kita wisuda habis itu lulus."

"Tapi Kakak gak mengabdi disana kan?"

"Iya juga yah, niatnya mau ngabdi satu tahun lagi."

"Huwaaaaaa!!!"

Tangisan Shafa semakin memecah didalam pelukan pria itu, Yusuf tertawa gelak, ia benar-benar suka membuat Adiknya itu marah ataupun menangis.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Masuk aja!" titah Yusuf.

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang