Suasana siang ini nampak cerah, kicauan burung jelas terdengar diluar sana, di iringi dengan hembusan angin yang sedikit membuat sejuk.
Namun itu tidak membuat Shafa tenang, ia terus berjalan mondar-mandir di depan rumah bernuansa putih dengan Zahra yang tengah duduk di belakangnya.
"Udah, Shaf... Gak usah gelisah kayak gitu, insyaa Allah Rayana sama yang lainnya bakal dapat pengganti pemateri kita nanti malem kok," ucap Zahra seraya menenangkan pikiran Shafa.
Gadis bercadar itu mendengus pelan, ia berbalik menghadap Zahra lalu menyandarkan tubuhnya disebuah tiang yang berada tak jauh darinya.
"Masalahnya itu acara nanti malem, waktu kita buat nyiapin sertifikat sama snack aja gak cukup loh... Apalagi nyari pemateri." Keluh Shafa sembari memijat pelipisnya pelan.
Ia merasa sangat pusing sekarang, karena takut acara kajiannya nanti malam batal dan membuat para pesertanya kecewa.
Zahra terdiam sekejap seraya mengingat-ingat siapa seseorang yang pantas untuk menjadi pemateri di acaranya nanti malam.
Tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu dan langsung membuka ponsel yang berada di atas meja lalu menelepon seseorang.
"Assalamu'alaikum?"
"....."
"Saya selaku koordinator dari komunitas kajian islamiyah akhwat, ingin meminta Kakak untuk menjadi pemateri di acara kajian kami dengan tema 'Berakhlaklah dengan mulia' pada malam ini, Kakak bisa?"
"....."
"Acaranya insyaa Allah akan diselenggarakan pada ba'da maghrib dan selesai ketika azan isya berkumandang."
"....."
Shafa terus memandang gadis bercadar coklat di depannya itu, pikirnya siapa yang tengah di telepon oleh Zahra? Kenapa tiba-tiba dan gadis itu sama sekali tidak memberitahunya.
"Alhamdulillah tabarakallah, syukran Kak... Info selengkapnya insyaa Allah nanti akan saya kabari lagi."
"....."
"Na'am Kak, wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah mematikan telepon itu, Zahra langsung melompat bangkit dari duduknya lalu memeluk Shafa dengan girangnya.
Sementara yang dipeluk hanya menatapnya bingung dengan diam seribu bahasa.
"Aaaa Shafa! Aku seneng banget ya Allah..." Jerit Zahra yang menggenggam erat kedua tangan Shafa.
"Astaghfirullah... Kamu kenapa, Zahra? Tadi nelepon siapa coba?"
Zahra menarik napasnya sekejap lalu membuangnya kembali.
"Kamu tau gak? Alhamdulillah... Aku udah udah nemu pemateri pengganti!"
Mata Shafa seketika terbelalak kaget tak percaya, ia pun langsung menggenggam kembali tangan Zahra dan mengajak temannya itu berputar-putar.
Hingga tak lama kemudian, ia pun teringat akan sesuatu hal.
"Eh tapi, siapa? Ustadz, atau... Ustadzah?" tanya nya.
"Kak Azriel."
Mendengar hal itu, Shafa mengernyit bingung, siapa Azriel? Kenapa nama pria itu sangat asing di telinganya.
"Kak Azriel... Siapa?"
Zahra menepuk jidatnya pelan sambil menggeleng kecil, "Astaghfirullah... Yakin kamu gak tau?"
Shafa hanya mengangguk dengan wajah yang penuh tanda tanya.
"Huft... Beliau itu merupakan Da'i muda, Qori, terus Imam di masjid raya... Huuh ya Allah... Udah ganteng, suaranya merdu, jomblo, abis itu darah campuran Palestina lagi, aaaa... Idaman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]
Romance( Belum revisi, tulisan masih acak-acakan ) Spiritual - Romance ----- "Maasyaa Allah, beliau ganteng banget. Tapi, kayaknya gak mungkin deh." Kashafa Andyra Al-Azhar. Seorang gadis berniqab yang akrab dipanggil Shafa. Ia memiliki perasaan pada Azr...