6

1.6K 156 4
                                    

Setelah satu minggu berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu minggu berlalu. Kehidupan Prem cukup baik, tidak ada masalah yang mendatanginya seperti saat-saat sebelumnya. Meski merasa kesepian tapi ia harus tetap terbiasa dengan keadaan seperti ini.


Jam dinding tengah menunjukan pukul 11 Siang. Rasa bosan memaksa Prem untuk melawan rasa malasnya agar ia bisa keluar jalan-jalan dan mencari makan. Untuk sekedar Refreshing mungkin.

Prem mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia menuju ke sebuah Cafe yang tidak terlalu jauh dari Apartemennya. Cuaca saat ini sangat bagus dan tentunya sangat panas.

Setelah memakan waktu kurang lebih 20 menit, akhirnya Prem sampai di tempat tujuan. Cafe yang cukup Aesthetic dan tempatnya yang sangat sejuk, sangat cocok saat cuaca tengah terik seperti sekarang.

Pesanan nya sudah datang dan Prem sama sekali belum menyentuh pesanannya. Ia hanya menatapnya tanpa ada niatan untuk memakannya.

"Boleh aku duduk?"

Pertanyaan seorang Pria menarik perhatian Prem, ia menoleh lalu mengangguk, "Silahkan, jika kamu tidak keberatan," Jawabnya.

Mendengar pernyataan Prem, Wein hanya tersenyum kikuk. Ya, orang yang bertanya barusan adalah Wein. Wein mendudukan bokongnya di atas kursi seberang Prem.

"Kenapa? Kok minumannya belum diminum? Aku minum aja kali ya, haus soalnya." Wein mencoba mencari topik pembicaraan yang cukup unik agar Prem mau mengobrol dengannya, tapi ternyata itu sia-sia.

"Disini!" Teriak Wein. Ia melambaikan tangan kepada seseorang agar seseorang itu menghampirinya. Karena penasaran, Prem menoleh dan menemukan Boun yang duduk di sampingnya.

"Prem!" Seru Boun.

Boun terlihat sangat terkejut sampai ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Padahal barusan dia yang mulai menyapa Prem terlebih dahulu.

"Kalian saling kenal?" Tanya Boun, lebih tepatnya ia bertanya kepada temannya,Wein.

Wein hanya mengangkat kedua bahunya acuh, "Emm. Aku baru ketemu sama dia barusan. And, I don't know. Tiba-tiba aja pengen duduk disini."

"Kalo gitu gimana kalo kita kenalan 'lagi' ".

Wein menautkan kedua alisnya, "Maksudnya 'lagi'? Kalian pernah kenalan?"

Prem melirik ke arah Boun, ia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Boun, "Prem. Senang bisa berkenalan dengan anda, Mr. Noppanut."

Boun menaikan sebelah bibirnya, kepalanya menggeleng pelan lalu meraih tangan mulus Prem dan menjabatnya, "Senang bisa berkenalan dengan anda lagi, Baby Boy! " Boun mencium punggung tangan Prem.

"What!!? Seriously? Baby boy. Astaga,Boun!"

Wait, Wein terkejut bukan karena Prem yang dipanggil 'Baby Boy' oleh Boun. Wein terkejut karena sebuah Fakta kalau Pria yang malam itu Boun ceritakan adalah Prem. Pria yang saat ini ada dihadapannya sekarang.

Bukannya menjauhkan tangannya dari genggaman Boun, Prem malah menatap Boun dengan tenang. Seolah-olah memang ia harus diperlakukan seperti itu.

"Gimana? Suka kan aku giniin?" Senyuman Boun yang ia tujukan benar-benar membuat Prem terhipnotis, hingga tanpa Prem sadari ia mengangguk seraya tersenyum.

Please tahan, kok bisa ya ada cowo semanis dia, batin Boun.

Debaran jantung mulai tidak terkontrol. Prem menjauhkan tangannya dari genggaman Boun seraya mengalihkan pandangannya.

Sadar Prem. Sadar. Dia itu cuma mau liat kamu malu, sadar!!

Boun tersenyum, tangannya terulur untuk menyentuk rambut Prem, membelainya sebentar dan menepuknya dua kali.

"Lembut," Gumam Boun.

"Kalian berdua butuh nyamuk? Biar aku cosplay jadi nyamuk dan kalian ga perlu anggap aku ada, Ok"!

Prem menatah tawa setelah mendengar Wein berbicara. Rasanya seperti Prem dan Boun yang tengah berpacaran sedangkan Wein hanya orang yang tidak dianggap.

" Gausah, lagian juga aku mau pergi," Ujar Prem

Boun menoleh cepat, "Mau kemana? Boleh aku ikut?" Tanyanya.

"Bukan urusan kamu, dan tetap diam disana!"

Boun tersenyum sambil menyeringai, alisnya sengaja ia naik turunkan hanya untuk menggoda Prem.

"Aku anggap kamu mau ketemu sama aku lagi, See you Next time Baby Boy!" Boun mempersilahkan Prem untuk meninggalkan Cafe.

Sampai di dalam mobil, Prem memukul dadanya cukup keras. Ia juga menepuk kedua pipinya yang terasa sangat panas. Pacuan jantungnya juga dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Omg, Prem sadar. Baby boy? I like it. "

°•°

Seru ga sih ceritanya?

Maaf ya kalo ceritanya garingg. Dan I know, pasti membosankan. Stop aja kali yaaa😁

Okeee, msh pgn coba dan Try again❤

Always Together (BOUN X PREM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang