Prem tengah tertidur di ranjang dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Disampingnya ada Boun yang masih setia menunggu Prem bangun. Tangannya terulur membelai rambut Prem yang sangat lembut.
Boun tersenyum, kalau dipikir-pikir sangat aneh memang. Belum lama ini mereka kenalan dan sekarang, Boun terlihat lebih dari seorang kenalan. Meskipun Prem tidak pernah merespon apapun atas perlakuan Boun padanya, tapi Prem tidak pernah menolak. Karena hal itu membuat Boun semakin percaya diri untuk mendekati Prem.
"Maaf Prem. Mulai saat ini aku akan ikut campur dan menjaga kamu," Gumam Boun.
Hidup Prem sangat penuh dengan teka teki. Boun tidak tau apa hubungan May,Daniel dan Prem. Bisa Boun simpulkan kalau mereka bertiga terlihat 'cinta segitiga'. Benar atau tidaknya Boun tidak tau, karena ia hanya mengira-ngira.
Boun menemukan botol obat-obatan di dalam laci Prem, beberapa resep obat dan catatan. Boun membaca semuanya dan memutuskan untuk menanyakan hal ini pada Prem. Ia tidak mau sembarangan menyimpulkan hal Privasi seperti ini. Karena bisa aja Prem ingin menyembunyikan semua ini dari orang lain.
Pintu apartemen diketuk, Boun berdiri seraya kembali menutup laci. Ia berjalan menuju pintu untuk membukanya.
"Om Krist, Tante Kanni."
"Boun?!"
Krist dan Kanni terkejut, mereka tidak tau kalau orang yang menjaga Prem adalah Boun. Mereka pikir yang menelpon menggunakan ponsel Prem adalah Fred.
"Saya pamit aja ya,Om, Tante," Pamit Boun
Krist menghadang Boun dengan tangannya, "Sekali kamu masuk, kamu tidak akan bisa keluar," Ujar Krist
"Mas, kamu ini apa-apa sih!!"
"Aku tau situasi ini bakal terjadi, dan ya. Pria ini sudah berani ikut campur, aku yakin banyak hal yang mau dicari mengenai Prem. Iyakan?"
Boun tertegun, apa ini akhir hidupnya?
"Maafkan saya Om, mungkin saya terlalu lancang karena sudah berani ikut campur masalah anak Om, tapi jujur om, tidak ada sedikitpun niat saya untuk mencelakai anak om, saya-- ingin menjaga Prem," Boun mencoba meyakinkan Krist.
"Beri tau kami apa yang kamu ketahui, setelah itu baru kami percaya kalau niat kamu baik," Kata Kanni
Krist terkekeh, "Tidak semudah itu, Banyak hal yang kami sembunyikan--"
"Boun! Boun?! Kamu dimana?!"
"Prem?!"
Krist,Kanni dan Boun segera menghampiri Prem. Prem mencoba bangun tapi dengan cepat Krist menyuruh Prem agar kembali berbaring.
"Istirahat, kamu ga boleh bangun dulu."
Prem menatap heran ke arah kedua orang tuanya, ia juga menatap Boun yang menundukan kepalanya.
"Boun," Seru Prem pelan
"I-iya?" Jawab Boun gugup
"Kenapa?"
Boun menoleh ke arah Krist dan Kanni, setelah itu ia tersenyum, "Hm, gpp. Aku cuma mau memastikan kamu baik-baik aja, Aku juga mau pamit, kamu jaga diri baik-baik ya."
Boun berbalik dan hendak pergi, tapi Prem langsung mencegahnya, "Apa aku melakukan kesalahan?" Tanyanya.
Boun menghentikan langkahnya, mendengar Prem bertanya seperti itu entah kenapa dada Boun terasa sakit. Boun menghampiri Prem seraya duduk di tepian ranjang, ia bersenyum lalu berkata, "Engga, kamu ga ngelakuin kesalahan apapun. Kamu harus istirahat biar cepet sembuh, nanti aku bakal kesini lagi."
"Nantinya kapan?"
Boun menggeleng, ia meraih tangan Prem lalu mengelusnya pelan. "Aku pergi dulu ya."
Dengan berat hati,Boun beranjak dari duduknya. Ia memberi salam kepada Krist dan Kanni setelah itu ia keluar pergi meninggalkan Prem dan kedua orang tuanya.
Prem menatap kepergian Boun, ia benar-benar pergi. Apa yang sebenarnya terjadi,Prem tidak tau. Da kedua orang tuanya pun hanya diam tanpa mau menjelaskan apapun.
"Kamu jangan banyak pikiran ya, Ibu sama Ayah khawatir banget sama kamu."
"Hm."
.
.
.
Sorry lama update, aku baru sembuh😁
Mksh buat kalian yg msh dukung aku
Sampe sekarang.Love you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together (BOUN X PREM)
Historia Corta"Setiap orang punya guratan takdir yang berbeda, tidak peduli takdir mereka bagus atau tidak. Tidak ada orang yang bisa mengubah takdirmu, kamu sendiri yang bisa mengubahnya." Bisakah orang itu mengubah takdirnya sendiri? #BounPrem