Boun terus menarik tangan May hingga keduanya sampai di parkiran. Boun menghembuskan nafas berat terlebih dahulu sebelum ia memulai pembicaraannya dengan May.
"Boun, aku tau maksud kamu."
Boun heran, padahal ia belum ngomong apa-apa, "Maksudnya?"
May yang dihiasi dengan wajah sumringah memeluk lengan Boun, mendekatkan tubuhnya agar menempel dengan Boun.
"Aku tau kalo kamu mau ngajak balikan. Kamu gamau kan teman-temen kamu tau karena mereka ga suka sama hubungan kita? Syukur deh kalo kamu sadar, karena ga ada satupun orang yang bisa gantiin aku buat kamu. Iyakan?"
Boun mencoba melepaskan tangan May, "Ga! Kamu salah paham."
May menjauhkan dirinya dari Boun, ia mengerucutkan bibirnya berniat menggoda Boun.
"Kamu tuh ya, nyebelin."
Tahan, kamu ga boleh nyakitin dia. Kamu udah janji Boun, sabar, batinnya meyakinkan
"May, kita udah selesai. Kita udah putus, please jangan buat aku nyakitin kamu," Ujar Boun.
"Tapi aku gamau putus, aku mau kita kayak dulu lagi. Please ya, jangan sakitin aku. Jangan bikin aku sakit hati ya,Boun. Aku tau kamu sayang banget sama aku," May memohon dengan cara yang biasanya ia lakukan, tapi kali ini itu tidak mempan sama sekali.
"Sorry, aku udah gabisa. Kita gabisa kayak dulu lagi."
"Bisa!! Dari pas kita Sma sampai sekarang, kamu masih sayang sama aku. Masa ngabulin permintaan aku aja kamu gabisa."
Boun dibuat pusing, ia tidak menyangka May bisa bertingkah menyebalkan seperti sekarang. "May, Stop!! Ada hal penting yang harus aku tanya sama kamu. Sekarang kita gausah bahas hubungan kita karena semuanya udah selesai, SELESAI!"
"Apa?! Hal penting apa?!" Ketus May.
"Mantan terakhir kamu siapa namanya?"
May tertegun, matanya melolot dan mulutnya menganga tidak percaya, "Jangan bilang kamu udah jadi Bisex beneran. Udah sama Prem sekarang mau sama Mantan aku,Gitu?"
"Apa sih, pikiran tuh jangan ngawur mulu! Aku tanya sama kamu siapa nama mantan terakhir kamu?!"
May melangkahkan kakinya mendekat, ia berdiri tepat di hadapan Boun. Tangannya menyentuh dada Boun, ia berdecih pelan "Mantan terakhir aku kan Kamu."
Boun mencoba menahan amarah, "Siapa?"
"Kamu."
"May!!"
"Apa sayang?" Matanya mengerling manja
Boun mendorong tubuh May agar sedikit menjauh darinya, "Sekali lagi kamu ga jawab pertanyaan aku, aku ga bakal pernah kenal sama kamu lagi, ingat itu baik-baik!!"
May tidak berani menatap mata Boun, jelas-jelas tatapannya mengisaratkan kebencian, "Aku udah jawab bener. Mantan terakhir aku kan emang kamu!"
"Bukan!! Aku ga pernah mau dianggap mantan sama kamu. Anggap aja kita ga pernah pacaran!!"
Rasanya May ingin menangis saat itu juga, "Jadi selama ini kita apa? Aku doang yang anggep kamu pacar sedangkan kamu engga? Jadi selama ini aku cuma jadi tempat pelarian saat kamu bosen doang? Bener gitu?! Boun jawab aku!!" May berteriak cukup keras.
Boun mendekap tubuh May, mengelus punggung May seraya meminta maaf, "Engga, bukan gitu. Maaf... Aku tadi reflek, maksud aku itu kita ga perlu jadi mantan, kita masih sahabatan. Udah ya jangan nangis," Boun menatap wajah May yang memerah, tangannya mengelus pipi May dengan lembut.
"Hmm... Mantan terakhir aku namanya Daniel. Udah lama dia ga ada, aku gatau dia dimana dan alasan dia menghilang apa. Yang jelas saat dia ninggalin aku, masih ada yang belum terselesaikan. Dan kamu tau siapa penyebab masalahnya belum selesai?"
Boun menggeleng, "Prem. Dia alasan kenapa Daniel menghilang, Prem juga pergi ke Jerman. Kepergian keduanya membuat aku selalu berpikir, kenapa orang-orang bisa ninggalin aku tanpa rasa bersalah? Mungkin kamu ga tau gimana rasanya jadi aku, tapi untung aku ketemu sama kamu dan kita--"
"Siapa orang yang Prem kenal selain kamu?"
May menyeringai, "Ga ada dan ga akan pernah ada!! Aku benci sama dia, orang tuaku selalu meyuruh aku untuk baik sama dia, padahal dia udah jahat sama aku!!"
Boun terdiam sejenak, "Please bantu aku kali ini aja, Siapa kenalan Prem selain kamu? Aku butuh informasi ini May."
May akhirnya mengalah, ia sangat tidak tega melihat Boun yang memohon padanya, "Fred, dia dokter yang nanganin Prem di Thailand."
"Oke makasih, aku pergi dulu," Boun dengan cepat menjauh dari May.
"Kamu mau kemana?" Teriak May
"Ke rumah sakit," Jawab Boun seraya berlari.
"Dua kali kamu ngerebut orang yang aku sayang, dan kamu bilang kamu ga salah? Persetan dengan Prem!!" Kesal May.
.
.
.Pada sehat kan?
Jaga kesehatan ya guys, jangan sampe
sakit kayak aku😂Makasih buat kalian yang
Masih setia mantengin cerita ini.
Dan maaf banget kalo cerita ini masih
Belum ada fell-nyaa;((Aku udah berusaha Guys
Bakal tetep usaha kok, aku bakal belajar
Lebih giat lagi supaya cerita ini makin
Bagus.Doain yaa❤ love you🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together (BOUN X PREM)
Krótkie Opowiadania"Setiap orang punya guratan takdir yang berbeda, tidak peduli takdir mereka bagus atau tidak. Tidak ada orang yang bisa mengubah takdirmu, kamu sendiri yang bisa mengubahnya." Bisakah orang itu mengubah takdirnya sendiri? #BounPrem