Jangan lupa vote + komen
.
.🌒
"You are mine, Prem."
Selain kata Don't say you love me, sekarang Prem punya kata yang baru, You are mine. Seperti jatuh namun dibangkitkan kembali. Terjun bebas tapi kembali ke atas. Prem merasa sangat bahagia, semua tidak sia-sia. Perjuangannya, harapannya, kini sudah terbukti nyata. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, Boun membalas cintanya.
"Prem."
Tidak ada sahutan, mata Prem tetap terpejam. Mungkin dunianya lebih indah daripada dunia yang tengah ia tinggali sekarang. Tidak menyerah, Fred kembali memanggil nama Prem, dengan suara yang pelan dan lembut. Masih dengan kondisi yang sama, Fred kembali memanggil nama Prem untuk yang terakhir kalinya, hingga tiba-tiba Prem membuka kelopak matanya yang indah dengan senyum tipis yang tercetak di bibirnya.
Tidak mau membuat Prem bingung, Fred tidak menanggapi tindakan spontan Prem. Ia lebih memilih menawari Prem minum dan membantunya untuk bersandaran di kepala ranjang. Wajahnya yang pucat terlihat lebih segar karena Prem yang tengah bahagia. Entah karena apa, Fred menanyakan hal itu dalam hatinya.
Prem masih setia dengan tatapan lurus dan sendu miliknya, ditambah dengan senyuman yang semakin lebar. Melihat itu, Fred langsung khawatir. Pasalnya ia pernah mengatakan kalau Prem harus dipindahkan ke rumah sakit jiwa, apakah ini termasuk penyebab Prem jadi tersenyum tiba-tiba.
"Dimana Boun, Fred? Aku ingin bertemu dengannya. Aku... Sangat merindukan dia!" Wajahnya sumringah, seperti sedang mendapat keberuntungan yang besar.
Belum paham dengan situasi, Fred tidak menjawab pertanyaan Prem. Ia malah sibuk berpikir siapa yang sudah gila, apakah dirinya yang sudah gila atau Prem yang sudah gila. Keterkejutan Fred tidak bisa ditahan terlalu lama, ia bertanya dengan nada pelan seolah tidak terjadi apa-apa, "Apa kamu tidak merindukanku?"
Senyum Prem langsung sirna, tatapan kosong dan tajam mengarah ke arah Fred, ditambah ekspresi dingin yang tidak terbaca. Sejenak Fred terkesima, Prem terlihat lebih Manly dan dewasa. Cute boy menjadi Hot Boy.
"Tidak perlu ber-ekpresi seperti itu! Kita sudah lama mengenal, wajar jika kamu merindukanku dan kamu malu untuk mengungkapkannya, karena kedekatan kita bukan hanya sekedar dekat--"
"Kita? Kamu yakin?"
Terkejut. Fred kembali terkejut. Tapi kali ini ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. "Kamu menyukaiku, apa kamu melupakan Fakta itu, Prem? Atau... Kamu malu karena kemarin sudah membuatku marah, hm?" Fred menyentuh bahu Prem, bibirnya tertarik dan menampilkan senyum yang seolah meremehkan Prem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together (BOUN X PREM)
Historia Corta"Setiap orang punya guratan takdir yang berbeda, tidak peduli takdir mereka bagus atau tidak. Tidak ada orang yang bisa mengubah takdirmu, kamu sendiri yang bisa mengubahnya." Bisakah orang itu mengubah takdirnya sendiri? #BounPrem