Part 5

16 6 3
                                    

Alooo kita jumpa lagiiii hehe😂
Gimana ceritanya? Kalian suka nggak? Apa masih datar-datar aja?😅

Makasih yah untuk pembaca setia yang terlihat ataupun yang menjadi secret reader ku❤️

Sayang kalian banyak banyak❤️❤️
__________

"Diana, makan dulu sebelum berangkat, Rangga kamu juga nak," teriak sang wanita cantik sambil melepas celemek yang ia pakai untuk memasak.

"Iyaaa Ibuk cantik, muaaahh," Diana menghampiri sambil mencium pipi Ibunya.

"Ranggaaaaaa, Diana, abang kamu lagi ngapain sih, Kok lama banget, "Lagi dandan kali buk, daaah nggak papa biar cepet dapet jodoh, xixixi," jawab Diana enteng sambil meminum susunya.

"Iya dek, moga aja abangmu itu cepetan normal, trus cari calon mantu buat ibuk, hihi."

Mendengar ada yang membicarakannya, Rangga yang sedang memakai hem untuk dipadukan dengan kaos putih dan jeans hitam yang dikenakannya sambil berjalan pun mendengkus sebal. "Ngomongin orang di belakang tuh dosa tau," ucap Rangga sambil melirik tidak suka ke arah meja makan.

"Kita enggak di belakang kok bang, orang kita di depan abang, weekkkk iya gak buk?" Diana mengajak kompromi ibunya.

"Terserah," ucap Rangga memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan, mengingat pasti dia lah yang akan menjadi bahan obrolan. Senyum kemenangan pun terpatri di bibir Diana.


~°©°~


Di dalam angkutan umum, Diana mengecek pesan yang dikirim oleh sohibnya dari kecil tadi malam. Sengaja tidak Diana buka karena ia memang masih sedikit kesal. Namun akhirnya ia rindu juga dengan celotehan dan kehadirannya.

_______*
WhatsApp 3 messages from 1 chat
+628571xxxxxxx
Sv Kuuga lumping
:(
Night

_______#
Seulas senyum yang sangat tipis, hampir tidak terlihat terukir di bibirnya.

'kapan kita akan berjumpa lagi? Semoga lu baek-baek di sana, aku tunggu kabar baiknya' tanya Diana dalam hati.

Setelah menyimpan nomor itu, Diana menutup aplikasi WahatsApp nya. Tidak nyaman baginya jika bermain handphone di dalam angkutan umum.


~°©°~


"Na, abis ini kita ke tempat latian Yuki sama teman-temannya yok, ngasih support gituuh," ucap Liam ketika mereka hendak bergegas meninggalkan ruangan setelah selesai mata kuliah pertama mereka.

"Mau ngesuport Yuki, apa biar ada yg ngedeketin kamu?" Timpal Diana sambil melirik Liam.

Yang diinterogasi hanya meringis memperlihatkan gigi putihnya membuat Diana mendengkus kesal.

"Yaudah oke, tapi kita samperin Sammy dulu, aku nggak mau nanti diem aja ngeliatin sekitar, sedangkan kamu enak-enakan godain ciwiciwi," Liam malah ngakak membuat Diana tambah bete.

"Sam, oiii Sammy," teriak Liam sambil memberi isyarat sohibnya untuk datang ke arahnya.

"Ngapain teriak-teriak, ini bukan hutan kalii, lagian chat juga bisa kan," ujar Sammy agak kesal karena hal tersebut mencuri perhatian orang-orang di sekitar mereka.

"Tadinya sih mau gitu, tapi tadi gue liat lu udah nongol mendingan gue panggil langsung aja, daripada chat, harus pake kuota," jawab Liam enteng.

"Udah kali, gitu aja pada ribut. Yok ah buruan, keburu ada makul lagi aku," Diana menengahi perdebatan mereka.

"Lu, gua juga kali," gumam Liam merasa dirinya tidak diakui.


~°©°~


Alunan musik, suara para pemeran, dan suara seseorang yang membawakan alur cerita mengiringi latihan mereka. Memunculkan sensasi drama yang cukup hidup di dalam aula latihan. Dari alurnya, mereka sepertinya membuat cerita sendiri untuk dipentaskan. Hal inilah yang membuat semua orang selalu penasaran akan cerita yang akan dibawakan dalam pertunjukan.

"Ini kita di sini mau ngapain sih sebenernya?" Tanya Sammy memulai pembicaraan diantara ketiganya.

"Tau tu si Liam, mejengin cewek-cewek teater katanya," jawab Diana sambil menekuk mukanya. Yang jadi bahan obrolan malah sibuk menyapa dan tebar pesona pada cewek-cewek yang ia lihat ataupun yang melihat ke arahnya.

"Ternyata aku di sini korban," Sammy menghela nafas panjang karena menyadari dirinya diajak hanya untuk menemani Liam mejeng.

"Heyy," sosok Yuki yang terlihat kepanasan karena latihan mengayunkan tangannya dari atas panggung teater.

"Waaahhh ternyata kalian nyamperin ke sini, seneng deh gue padahal kan jarak dari gedung kalian lumayan jauh, apalagi gedung dkv, hehe," girang Yuki sambil nyamperin ketiga sohibnya.

"Kaaann, apa gue bilang, Yuki oasti seneng kita kesini, negthing mulu sih kalian sama gue," kilah Liam bangga.

"Iye, tapi lu niatnya juga mau mejeng kan, ngaku aja lu, gausah berkilah," ujar Sammy kesal dengan ulah Liam.

"Yaaa kan sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, hehe," Liam merasakan kepalanya ditoyor dari samping.

"Apaan sih Yuk, noyor-noyor kepala gue, ini aset nih," ujar liam sambil menunjuk kepalanya.

"Bodo!!" Geram ketiga sahabatnya bersamaan, membuat Liam cengengesan.

Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka akhirnya memutuskan kembali ke gedung masing-masing yang masih satu fakultas, yaitu Fakultas Seni Rupa dan Design.


~°©°~


"Ardian," Diana mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ia merasa namanya dipanggil, namun hanya ada sepasang manusia yang memanggilnya menggunakan nama belakangnya selama ini.

Diana mencoba menilik lagi di jajaran ruko-ruko pinggir jalan yang ada di sekitarnya, namun ia tidak menemukan sosok yang memanggilnya itu.

"Nak," Diana terlonjak karena sekarang bukan lagi namanya yang dipanggil namun pundaknya juga disentuh.

"Eh, tante, gimana kabarnya tan? Tadi Diana nyari siapa yang manggil ternyata tante, bikin kaget aja, hehe."

"Iya, maafin tante yah, udah bikin kamu kaget, kabar tante alhamdulillah baik Ar" ujar ibu-ibu di depannya yang usianya kira-kira hampir sama dengan ibunya.

"Oh iya, tante ada keperluan apa ke Jogja, liburan yah tan? Om Aryo mana?" Tanya Diana bertubi-tubi membuat orang yang ia panggil tante itu tertawa.

"Om Aryo sedang beli buah di toko seberang jalan itu, kalau tante habis beli kue di sebelah toko yang kamu beli itu," Diana hanya ber oh ria mendengar penjelasan sosok di hadapannya.

"Eh kebetulan banget ada Ardian di sini, yuk sekalian aja bareng om sama Tante Rika, kita mau ke rumah kamu, sudah lamakan, om sama tante tidak maen ke sana, paling cuman Kuuga aja yang sering, itu aja kalau pas liburan, malahan lebih sering ketemu saat ekstrakurikuler di pondok dulu kan, hemmm" Om Aryo sengaja menggoda sahabat anaknya ini.

"Ih enggak ya om, nggak sering juga kok, weee," Diana cemberut digoda oleh ayah dari sahabatnya itu. 'ahhhh kamu lagi apa gaaa' lirihnya dalam hati. "Yaudah, yuk kita langsung bergegas saja," ujar Tante Rika menengahi.


~°©°~

__________

Maafin aku ya, kalau upnya lama🥺 Tapi makasih juga untuk kalian yang masih setia dengan cerita ku ini🥰. Makasih juga yang udah nyemangatin dan terus ngingetin aku untuk segera update 😂

Kalian bikin aku makin semangat ngelanjut ceritanya🤓

Sampai ketemu di Bab selanjutnyaaaaa

Biu biuuuuu😘😘😘😘

Friend or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang