Part 9

9 3 2
                                    


Langsung aja apa gimana nih???😂

Dah yaa langsung aja wkwkw
____________

LDR, itu kah yang kalian pikir sedang terjadi di antara Kuuga dan Diana?

Jika iya, maka kalian salah, bahkan merekapun tidak pernah berkomitmen untuk bersama.

Ya, mereka hanya sebatas teman, tanpa terikat hal apapun. Mungkin bisa dinamakan sahabat, karna memang sedari kecil mereka telah bersama.

Namun sekarang kita tidak sedang menceritakan keduanya, melainkan cerita lain, yang mungkin juga akan berhubungan dengan mereka.


~°©°~


Sesuai dengan janjinya, Diana memasuki kedai coffe mbak barista cantik tempat mereka biasa memesan coffe sambil bercanda bersama Liam. Ternyata di dalam sana sudah ada Yuki dan Sammy yang menunggu kedatangan mereka berdua.

"Sudah lama?" tanya Diana kepada dua orang yang telah duduk di pojok ruangan dengan jendela yang dibiarkan terbuka di sisi temboknya. Membuat pemandangan indah nan asri di luar sana tak terhalang oleh kaca.

Semilir angin pun dengan leluasa masuk melalui jendela yang terbuka itu.

"Belum lama banget sih, lima belas menitan mungkin," jawab Yuki enteng.

"Lo berdua, bareng ke sininya?" tunjuk Liam pada keduanya.

Wanita cantik di hadapan Liam memamerkan giginya yang rapi, "hehe, daripada jalan kaki ke sini, mending nebeng Sammy aja kan, yaaa walaupun harus berdiri di adapter ban belakang sepeda Sammy sih, tapi mending kan, daripada jalan kaki," ujar Yuki panjang lebar sambil menggosok leher belakangnya.

"Yang sabar ya Sam, pasti beban idup lo jadi bertambah tadi," Liam menepuk-nepuk punggung Sammy pelan, seolah prihatin dengan apa yang baru saja menimpa Sammy, sohibnya.

"Lu kira badan gue segede bagor apa!!" sungut Yuki tak suka, seolah-olah Liam sedang mengatainya berat, dan gendut tentu saja.

"Udahhhh malah jadi ribut gini, kebiasaan," lerai Diana yang tidak mau keramaian mereka mengusik orang lain yang sebenarnya ingin memperoleh ketenangan di sini.

Setelah dirasa cukup tenang, Sammy menginterupsi Diana untuk menyampaikan tujuannya mengajak mereka berkumpul di sini dengan pandangan matanya dan dagunya yang sedikit ia gerakkan ke depan.

"Pesen minum dulu kali akunya," sewot Diana karena langsung ditagih ngomong sama Sammy.

"Haha iya Di, aus gue, eh tapi ya kedinginan juga sih," lawak Liam yang agak terdengar absurd.

Kali ini Liam memang kehausan, tapi juga kedinginan mengingat tadi cuaca agak mendung saat ia dan Diana berangkat ke sini. Ekor matanya melirik jendela di sebelahnya, ternyata titik air telah jatuh dari langit, menyuguhkan gerimis di siang hari yang menyimpan banyak cerita dan persaan banyak orang.

"Dih, lo tu sebenernya kehausan apa kedinginan?" sewot Yuki yang diangguki oleh Sammy tanda bahwa dia setuju dengan Yuki.

"Yeee suka-suka gue dong, toh lo nanti juga seneng bisa liat mbak baristanya, HAHAHAA," jawab Lian di iringi tawa puasnya dan kikikan geli dari Diana dan Yuki.

"Kurang asem lo," gumam Sammy yang membuat semua semakin geli.

Liam beranjak dari kursinya masih bernafsu merecoki Sammy, "Yakin gak mau ikut lo Sam, gue mau nemuin mbak cantik nih, mau pesen minum, kasian kan kalau kita yang panggil terus ke sini," ucap Liam masih dengan gencar menggoda sohibnya.

"Mati aja sono lu," kesal Sammy yang membuat Liam semakin puas.

Setelah mengatakan pesanannya dan pesanan Diana, Liana kembali ke tempatnya. "Lah mana minumnya Yam?" tanya Diana yang dibalas seringai jahil Liam.

Friend or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang