Part 2

28 8 3
                                    

Hehe masuk bab dua yok😉 kalau sampai sini kalian masih bingung sebenarnya aku mau cerita apa, tungguin aja cerita berikutnya😂.

Jujur aku masih bingung sama nama lengkap mereka semua. Yang mau usul nama buat Diana, Sammy, dan teman" mereka nantinya, boleh tuh usulin ajah😂.

Kira" tokoh utama yang satu siapa yak,, hayoooo siapa😂

Dah lah langsung aja baca😂😉

_____

Suara jangkrik terdengar bersautan nyaring dari dalam kamar Diana. Sudah dua jam Diana hanya diam di dalam kamar setelah makan malam usai tadi. Ada sesuatu yang masih mengganjal dalam fikirannya dan berhasil meresahkan hatinya. Ia tidak tau kenapa, ada banyak permasalahan yang ia hadapi selama ini. Namun tidak biasanya hatinya resah tidak tenang seperti ini. Biasanya ia hanya akan berdiam diri sebentar dan mendiskusikannya dengan rekannya, atau keluarganya jika itu merupakan masalah pribadi dirinya dan keluarganya.

Diana mencoba mengalihkan perhatiannya ke ponselnya, ia membuka aplikasi WhatsApp miliknya. Refleks jarinya menggeser chat ke bawah tanpa menghiraukan chat lain diatas yang menunggu untuk dibaca. Pandangan matanya jatuh pada satu room chat yang ia beri nama 'KUUcinG Absurd'. Sudah hampir seminggu ia tidak mendapat kabar dari sohibnya ini. "Lo dimana?" Satu pertanyaan yang hanya ia lontarkan dalam hatinya, sebelum akhirnya Diana tertidur setelah melemparkan asal ponselnya sembarangan di atas kasur. Memilih untuk melupakan sejenak sesuatu yang mengganggu pikirannya. Anehnya, ia tidak tau apa sesuatu tersebut.


~°©°~


Terlihat anak perempuan berkepang dua tengah mengamati sesosok anak laki - laki dengan celana jenas panjang dan sweater hitam putih di tepian kolam ikan milik kakeknya. Awalnya ia tidak tertarik mendekatinya, namun ia melihat sosok anak laki - laki yang mungkin seusianya atau malah lebih tua sedikit darinya itu semakin mendekat ke pinggiran kolam. Tanpa berpikir panjang lagi, anak perempuan itu menghampiri anak laki - laki yang ia amati sejak tadi itu.

"Kamu mau apa? Hati - hati nanti kecebur kolam, ikan kakek besar - besar soalnya, nanti kamu dimakan,"  kalimat itu mengalir begitu saja seperti air terjun, deras.

Mendengar ada yang berbicara padanya, anak laki - laki dengan sweater hitam putih itu menoleh. Terlihat sesosok anak perempuan bermata coklat dengan rambut dikepang dua yang menambah kesan manis di wajah mungil itu. Anak laki - laki itu hanya melihat cukup lama gadis kecil di hadapannya itu tanpa menjawab pertanyaannya. Kembali fokus dengan objek yang dilihatnya tadi.

Merasa tidak mendapatkan respons dari anak yang ia tanyai, gadis kecil yang kemungkinan sudah menginjak kelas tiga SD itu merengut sebal. Ketika gadis dengan suara cempreng khas anak kecil itu hendak beranjak kembali ke sisi ayahnya, terdengar anak laki - laki itu bersuara, "Coba kamu lihat ikan itu," telunjuk mungil anak laki - laki itu menunjuk ikan yang ada di kolam.

Tidak mengerti dengan maksud anak laki - laki di sampingnya, mata coklat gadis itu lantas memandangnya dengan pandangan bertanya sambil memiringkan kepalanya, "Kenapa, kamu ingin ikan itu? Aku antar ke kakekku kalau begitu."

Kilatan pandangan polos anak kecil terpantul dari mata coklat itu. Terlihat senyuman kecil dan sangat tipis terbit dari bibir mungil anak bersweater hitam putih.

Ia menggelengkan kepalanya samar, "Kamu tau apa nama ikan itu?" Gelengan kepala gadis kecil di depannya membuat anak laki-laki itu melanjutkan kalimatnya. "Orang - orang menyebut ikan di kolam kakekmu ini dengan sebutan ikan nila. Coba kamu lihat mulut ikan yang itu," si anak laki - laki mengalihkan telunjuk mungilnya ke arah ikan yang terlihat tengah memakan telurnya sendiri.

Friend or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang