Part 11

10 2 5
                                    

Hehe, aku kembali lagi😂

Maap menghilang lama, tenggelam ditelan tugas akunya 😕

Ini aja mereka aku campakan biar bisa cerita kisah Diana sama Kuuga lagi di sini HAAHAHAAAA Jahat yak?? 😂 Sekali-kali gapapa deh 😂😂😂

Met membaca All ❤️❤️❤️

________________

Diana melangkahkan kakinya menyusuri jalanan masuk menuju kampusnya. Seperti biasa, ia selalu dengan senang hati untuk berangkat dan bergelut dengan dunianya saat ini. Di depan Diana, berdiri dengan gagahnya gerbang masuk kampus dengan tulisan 'INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA'.

Diana bawa langkahnya masuk menuju gedung fakultasnya. Tidak ada yang istimewa hari ini, semua masih sama dengan hari-hari biasanya. Namun, walau tidak ada yang berbeda, suasana dan hal seperti ini selalu berkesan di hati Diana dan mungkin beberapa rakyat penghuni Institut Seni tersebut. Karena hati orang di setiap harinya itu kita tidak tau bagaimana, jangankan dalam sehari, terkadang baru satu detik aja perasaan manusia itu sudah berubah.

Beda lagi dengan gedung fakultasnya, di sudut lain Institut Seni itu, sekarang tengah disibukan dengan persiapan pentas teater yang akan berlangsung lusa. Ya, dimana lagi kalau bukan di Sasana Aji Yasa, gedung kuliah umum dan pameran Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Gedung yang memang dikhususkan untuk menyelenggarakan sebuah acara atau bisa disebut sebagai gedung serbaguna.

Diana tersenyum, tidak sabar rasanya bisa menyaksikan sohibnya menguasai panggung dan menunjukkan bakatnya. 'Ya, aku nanti musti ketemu si Yuki,' bisik Diana dalam hati sebelum masuk ke dalam kelasnya.

"Diana, boleh saya minta tolong? Tolong bantu saya membawa peralatan ini ke ruangan saya ya?" suara Mis Meta terdengar bukan seperti pertanyaan melainkan perintah.

"Baik Mis, boleh, mana saya bawakan," jawab Diana tidak mau berbasa-basi. Dirinya membuntuti Mis Meta ke ruangannya, tepatnya ruangan para dosen.

"Ini Mis, mau ditaruh di mana Mis?" tanya Diana ketika mereka telah sampai di ruang dosen.

"Ini sini aja, taruh di meja saya saja," tangan Mis Meta mengetuk mejanya memberi isyarat.

"Siap Mis, saya pamit ke kelas dulu Mis kalau gitu," pamit Diana setelah meletakkan peralatan Mis Meta ke tempat yang ditunjuk.

"Diana...," suara berat itu menggantung sebelum diteruskan kembali, ya tentu saja bukan suara Mis Meta kali ini. "Saya suka karya kamu, lanjutkan, kembangkanlah," suara berat itu mengatakan dengan mantab tanpa keraguan, mata itu menatap mahasiswinya yang kebingungan dengan senyum yang sangat tipis hingga sulit untuk dikatakan sebuah senyuman.

Diana tersenyum dan mengangguk sopan, "Terima kasih Pak Nurdin," ucap Diana senang sebelum meninggalkan ruangan itu dengan perasaan senang namun juga bingung.

~°©°~

Karna masih ada sekitar lima belas menitan lagi kelasnya masuk, Diana memilih untuk melangkahkan kakinya ke taman Fakultasnya. Mata coklat itu menangkap sosok Liam dan Sammy sedang duduk di bawah bundaran pohon.

"Eh udah pada nyampek kalian berdua ternyata, bosen nih, Yuki mana?" Diana langsung memberondong mereka dengan banyak pertanyaan.

"Ngingetin aja kalo lo lupa, si Yuki lagi persiapan buat lusa," jawab Liam menatap Diana dengan tatapan yang jika diartikan 'dasar ini anak'.

Mendengar jawaban Liam, Diana nyengir bodoh seperti teringat sesuatu, "Oh iya yaa hehe lupa gue."

"Kapan lo tuh inget Diii Dii.. ," ucap Sammy sambil geleng-geleng kepala.

Friend or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang