13. M A S A L A H

1.8K 234 34
                                    

.
.
.

Rumah Vihokratana di minggu pagi tanpa New atau Tawan adalah gambaran Racoon city selepas diterjang zombie. Ruang tengah dihuni Nanon yang lelap bersama controller ps, remahan potato chips juga kawanan semut dan Frank ntah bagaimana malah ketiduran dibawah tangga.

Purim menggeleng, tidak habis pikir dengan tingkah luar biasa dua adiknya. Jam dua dini hari masih saja adu game dan teriak heboh soal Frank cheater atau Nanon foolish. Juga bising panci dan debat mulut -berapa liter air yang dibutuhkan untuk memasak tiga bungkus indomie kuah. Kalau saja Purim tidak mengalami kantuk berat selepas midnight driving kemarin mungkin kepala Frank dan Nanon sudah benjol karena ia getok.

"Jam berapa bang?"

Suara serak Frank menghentikan niatan Purim untuk membuka kulkas, melirik sekilas pada jam dinding diruang tengah sebelum menjawab, "Jam sembilan."

Frank menggeram, pusing menyerang kepala. Ini semua gara-gara Nanon dan bujukan begadang sampai jam empat pagi. Kalau Ayah Tay tahu pasti mereka bakal kena sial karena disuruh cuci mobil beliau, Papa dan abang juga memberesi rumput liar dihalaman belakang sebagai hukuman.

Frank bangkit perlahan masih memegangi kepala, berniat menuju kamar dan melanjutkan tidur kalau saja suara lugas Purim tidak menghentikan langkahnya. "Abis sikat gigi lo turun lagi kebawah, beresin nih semua."

"Iya baginda raja." Frank menjawab malas-malasan. "Nanon juga tuh."

"Iya lo berdua."

Frank melangkah sempoyongan menuju kamar sedangkan Purim membangunkan Nanon. Meski agak sulit tapi Nanon pada akhirnya menurut dan menyusul Frank keatas.

Hal pertama yang Purim lakukan setelah memastikan dua adiknya bangun adalah menata belanjaan kedalam kulkas. Purim mengatur suhu sekitar 1-4 derajat celcius sesuai dengan nasehat Papa. Beliau bilang kalau lebih tinggi bisa menimbulkan bakteri sementara rendah akan membuat sayurannya beku.

Purim juga harus memisahkan bahan-bahan organik. Biasanya Apel dan Pir disusun berbeda karena menghasilkan gas etilena yang mempercepat proses pematangan sayuran disekitarnya. Sisanya hanya tinggal dimasukkan kedalam kantong plastik dan selesai. last but not least, Purim ingat kalau sayuran tidak boleh dicuci karena bisa mempercepat proses pembusukan.

Yah kadang memang begitu, ditinggal orangtua akan membuat anak jadi lebih bertanggung jawab. Purim harus inisiatif duluan kalau tidak mau rumah Vihokratana jadi sarang hantu.

"Bang ini gue beresin pake apa?" Frank menunjuk remahan snacks diatas karpet bulu.

"Vacum Cleaner."

"Oke."

Frank memunguti bungkusan snack dan merapikan bantal sofa terlebih dahulu, kemudian menggulung kabel charger, stop kontak dan memberesi controller ps. Setelahnya baru ia mengambil vacum cleaner yang biasanya disimpan mbak didapur dan mulai memberesi remahan kripik kentang yang berserakan dimana-mana. "Gue udah beresin ruang tengah jadi yang cuci piring Nanon ya bang."

"Iya. Ntar lo suruh aja Nanon kebawah, gue mau keluar bentar beli bahan praktikum."

"Owgheh."

Sepersekian menit setelah Frank beres bersih-bersih dan semangkuk sereal habis dimulut tapi Nanon belum juga turun. Piring kotor menumpuk semakin membuat aroma dapur tidak enak dihirup dan Frank lumayan kesal. Dia menyusul Nanon kekamar dan mendapati si adik sedang bersantai ditempat tidur sambil main mobile legends.

H O M E S A T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang