09. P E R I N G A T A N

1.8K 225 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Nanon tidak perlu diakui untuk beberapa hal kecuali persaingan atas nama Frank Thanatsaran. Ambisius jadi semacam hal lumrah kalau berkaitan soal de jure dan de facto siapa yang paling keren. Bakal di warnai aksi ricuh seperti lempar bantal atau gedor-gedor pintu dan teriak heboh soal siapa yang paling -anjing, babi, monyet dan -ah sudahlah. Mungkin Tawan dan New harus sedikit melonggarkan jadwal kerja untuk melihat kelakuan dua krucil bar-bar.

Tapi bukan hari ini. Nanon mendapati dirinya libur ketika penghuni rumah dalam jam sibuk. Ayah diluar kota untuk melakukan crosscheck proyek, Papa terburu sejak pagi karena pesanan membludak dan Abang di minggu ujian tengah semester adalah monster belajar. Kalau Frank tidak usah ditanya, musim ujian kelas dua belas adalah alasan kenapa Nanon terduduk diruang tengah dan kebosanan.

Mungkin belum genap seminggu tapi Nanon sudah muak dengan rutinitas yang itu-itu aja. Maunya sih jalan tapi mager mampus, mana panas banget, Nanon berasa simulasi neraka deh kalau keluar rumah. Jadi salut dengan si kakak yang hujan badai panas terik tetap pakai motor. Padahal ayah fine fine saja kalau Frank mau ganti mobil.

Nanon melirik jam diatas lemari ketika film underwater selesai dan hanya menyisakan layar hitam, masih jam sebelas. Cuma ada dirinya dengan si mbak yang lagi jemur baju dibelakang. Tadinya Nanon pikir sudah tidak ada lagi hal produktif yang bisa dilakukan selain tidur tapi suara bising geng motor dihalaman depan jelas menciptakan kerut jengkel didahi Nanon.

"Non siapin minum sama cemilan bawa keatas ya." Adalah Frank yang baru saja membuka pintu serampangan dan lari bersama tas dibahu menuju kamar kemudian diikuti kawan-kawan yang lain. Tidak ketuk pintu apalagi salam, kurang ajar betul kelakuan si tengah Vihokratana ini.

"Beneran turunan demit nih si anjing, bisa-bisanya pulang langsung ngebabuin gue." Nanon menggerutu menuju dapur. "Lagian kenapa gue mau-mau aja sih anjir."

Meski setengah ikhlas, pada akhirnya Nanon juga tetap menyiapkan toples cemilan dan menuang jus kotak instan ditambah ekstra potongan buah untuk teman-teman Frank bahkan termasuk brownies buatan Papa untuk dibagi. Bukan masalah, justru kalau bukan dirinya Frank malah akan membiarkan kawan-kawan kelaparan dan mengeksplore dapur sembarangan. Lebih baik berkorban sedikit daripada dapur kesayangan Papa hancur lebur dan Nanon disemprot habis-habisan.

"Maaf ya Nanon jadi ngerepotin."

Salah satu kawan Frank yang mungkin sempat Nanon ingat dengan nama Pawat berdiri disamping kanan, membantu menyiapkan beberapa piring untuk buah dan brownies.

"Eh gakpapa kok kak Pawat." Katanya dengan senyum canggung. Nanon termasuk pribadi yang sulit untuk memberikan umpan balik dengan orang yang belum dikenal akrab. Bakal jadi awkward walaupun Pawat sempat beberapa kali papasan dengan dirinya kalau main kerumah.

"Kita baru aja kelar ujian hari ini, tadinya mau dirayain gitu. Tapi Frank malah marah-marah, bilangnya masih ada ujian praktek minggu depan mending belajar. Yaudah deh jadinya kita diajakin kesini bahas fisika seputar hukum hooke atau ayunan bandul."

H O M E S A T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang