Bertemu adalah awal
.
.
.Sabtu adalah hari bebas. Tidak ada bimbingan, tidak harus fullday, juga matematika. Hanya ada basket sampai sekolah tutup. Begitu bel bunyi, biasanya Pawat akan langsung lari ke ruang olahraga meminjam bola, menantang Frank two by two dan taruhan beli minuman, biarpun ia selalu kalah.
"Kacau nih." Perth melempar botol isotonic pada Frank, "Tumben main lo jelek." Katanya sambil melirik Pawat yang girang mampus karena three point shootnya berhasil.
"Hm."
Perth duduk bersama Frank disisi lapangan, mengatur nafas sambil menatap duo begundal adu mulut, tentang siapa yang paling berjasa mengalahkan Frank. Padahal cuma kebetulan karena mantan anggota liga basket sedang tidak fokus.
Frank tidak ambil pusing, rugi beberapa puluh ribu bukan masalah. Paling hanya beli pocari atau cocacola. Atau kalau duo begundal itu licik, ditambah dengan beberapa snack jumbo. Diluar taruhan juga mereka sering seenak jidat mengambil dompet Frank. Jadi, yah biasa saja.
Yang bikin fokusnya kacau tentu bukan hal sepele semacam uang, lebih kepada beban sosial dan efek lelah menyambut ujian. Murid kelas 12 selalu dihadapkan dengan tekanan, bukan cuma ujian kelulusan tapi juga ujian masuk perguruan tinggi. Pagi hingga sore masih belajar, disambung dengan les malam, belum kalau ada tambahan tugas. Frank tentu lelah fisik dan pikiran, tapi siapa perduli.
"Dikerjain lagi tuh." Perth menatap lurus kearah si alis tebal yang sedang menuntun sepeda keluar parkiran. "Kasian."
"Siapa?"
"Drake. Mantan wakil ketua osis angkatan kita." Jawab Perth acuh, kembali fokus pada ponsel ditangannya.
Frank ikut mengamati, murid peraih beasiswa paralel, siapa tidak kenal. Sebagian menyimpan benci karena detensi, termasuk dirinya, dulu. Ketika karet gelang miliknya disita. Sebagian lagi menyimpan kagum, juga termasuk dirinya, sekarang. Karena sebuah alasan.
Frank bangkit, menyampirkan tas miliknya dibahu kemudian berlari kearah parkiran. Keringat masih menetes dan baju kelihatan super lusuh "Gue balik duluan, taruhannya gue bayar besok." Serunya dari jauh.
Motor kawasaki ninja 400 yang pernah jadi bahan pergibahan seangkatan itu keluar daerah sekolah, beberapa murid berusaha cari perhatian atau kalau nekat motor Frank bakal jadi wadah confess norak ala tiktok. Semacam kertas berisi username ig. Bikin repot saja.
Frank melaju pelan, tidak sulit mendapati Drake yang belum jauh. Ban sepedanya bocor dan Frank membututi dari belakang. Menduga bahwa ini ulah adik tingkat sialan yang pernah cari gara-gara dengan Perth. Lihat aja, kalau ketemu bakal dia hajar sampai jadi kecoa geprek.
"Bengkel depan tutup."
Drake menoleh kesisi kanan, mendapati Frank bicara padanya dengan kaca helm terbuka. Tidak mengerti kenapa most wanted sekolah tiba-tiba jadi sok akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
H O M E S A T I O N
FanfictionHOMESATION; Rumah publikasi atas dedikasi TayNew membangun rumah. Tidak ada pihak yang boleh dihakimi. Hanya bagian dari yang sedang bersalah dan ingin berubah. . . . Warn! bxb- Start (20200816) Finish (20220125)