10. H O M E S A T I O N - New

1.8K 241 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.


Kadang kala New tidak mengerti, soal Tawan dan impian besar membangun rumah. Ingatan tentang Tawan dan kecerdasan interpersonal untuk sebuah relasi, termasuk KKN. Ketika dulu Tawan bilang dia kenal kawan-kawan kelompok tapi New adalah wajah baru. Bukan hal mengejutkan, New memang kurang pandai bersosialisasi, kalau ada waktu kosong dia lebih memilih pulang dan tidur ketimbang duduk mendengar rapat atau cari dana dengan jual risol. Terlampau jauh oleh Tawan yang populer membela hak-hak mahasiswa dan aktif di jajaran elit senat.

New bilang dia suka sendiri. Tapi, malam kedua belas KKN bersama Tawan jelas berbeda. Celotehan tentang rumah dan pertanyaan soal bahagia itu apa jadi awal untuk New dan teori klasik milik Tawan berkisah. Tentang sebuah impian dan pondasi cerita. New tidak mengerti tapi Tawan malah sibuk menatapi tanah. Keraguan tentang Tawan menyelam diantara celah hidup, harmonisasi hati yang tak mau bohong; barangkali Tawan cuma gurauan.

Prasangka adalah manusia. Meski tidak yakin tapi New melangkah bersama Tawan. Komitmen soal teori rumah kembali mengudara. Kali ini bukan impian Tawan saja tapi New juga, di barengi debat Tawan si idealis dan New yang realistis. Konflik perdana soal rumah dan New patahkan teori pondasi cerita. Karena bagi New yang hampir terdorong pekat, cerita tak selalu sebanding bahagia.

Garasi nampak kosong ketika mesin mobil berhenti, New membuka pintu rumah dan mendapati Nanon menonton siaran ulang piala dunia. Kemudian terburu melangkah ke dapur. Minum segelas air putih jadi pilihan paling melegakan sehabis pulang kerja.

Masih jam 07.12 ketika New bertanya soal makan malam dan Nanon inisiatif untuk pesan melalui aplikasi online, tidak tega kalau Papa harus masak padahal sudah capek seharian.

"Kakak dimana?" Tanya New sembari membuka beberapa kancing kemeja atas. Rumah selalu jadi sepi kalau krucil pergi.

Nanon mendongak, beralih dari layar hp dan menatap Papa yang duduk di table pantry sedang memotong buah. "Main bareng temen-temennya."

New menghela nafas, Frank benar-benar serupa Tawan. Bukan cuma fisik tapi juga sifat, keras kepala dan susah diatur jadi semacam hal lumrah dalam rantai Vihokratana. Kalau ada yang tidak sejalan dengan prinsip, Frank akan berontak. Persis Tawan ketika dulu. New akan maklum untuk beberapa hal. Kecuali, waktu belajar. New tidak menekan anak-anak untuk jadi pintar tapi kerja keras adalah prinsip dasar. Ketika kau tidak memiliki apapun lagi dalam hidup tapi satu hal yang masih akan bertahan adalah harga diri.

Marah bagian dari perduli. Tapi remaja tidak lagi memahami konsep lama. Teori perduli adalah maklum pada setiap perbuatan. Benar atau salah bukan lagi ada batas. Mereka akan bilang ini bagian dari jiwa muda. Tahap perkembangan anak oleh feldman tidak cukup kalau jadi patokan. Praktek tidak selalu sejalan dengan teori dan New sedang manghadapi masa peralihan Frank yang tentunya lebih sulit ketimbang Purim dulu.

New melangkah masuk kamar. Tawan masih dalam perjalanan bisnis dan kemungkinan sampai dini hari nanti. Penat dan keringat jadi faktor emosi naik. New akan memilih mandi dan menunggu Frank. Baru bicara sebentar soal disiplin. Sementara Nanon menunggu driver makanan datang di ruang tengah.

H O M E S A T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang