Bab I - Kelahiran & Pertemuan

1.3K 119 11
                                    

Dahulu kala di Era Joseon, melahirkan sepasang anak kembar adalah sebuah kesialan dan kutukan.

🌒🌓🌔🌕

"Tidakkah kamu lihat? Selir Ho sudah melahirkan seorang bayi! Seorang putera! Kelak puteranya akan menjadi seorang Daegun! Sudah dipastikan ia menjadi Hee-bin sekarang!" ujar sang ayah marah.

Permaisuri diam tak berkutik. Ketika sang ayah yang merupakan seorang Perdana Menteri datang ke kediamannya untuk memberi tahu bahwa Selir Ho sudah melahirkan seorang anak laki - laki, yang tentu mengancam keberadaannya di Istana.

Sesungguhnya ia dan selir Ho sama - sama mengikuti tes pemilihan permaisuri dahulu, dimana selir Ho lah yang dipilih menjadi Ratu namun tiba - tiba wabah penyakit menyebar di Joseon dan termsuk menjangkiti Selir Ho. Berbeda dengan Ratu Kim yang baru saja pulang dari pulau Tanma. Ia tak terkena penyakit itu sama sekali hingga pada akhirnya dirinyalah yang menjadi Puteri Mahkota dan sekarang menjadi Ratu atas Joseon. Namun, untuk menghargai Selir Ho, ia diangkat menjadi selir Raja. Satu hal yang harus ia tahu bahwa Raja lebih menyukai Selir Ho dibanding dirinya sehingga Raja lebih sering bermalam di kamar sang Selir dibanding Ratu.

"Aku akan membuat Raja bermalam dikamarmu dan pastikan kau akan melahirkan seorang putra" lalu sang ayah pergi.

Permaisuri menghela nafas lelah, dan memejam matanya sesaat.

Sang ayah menepati janjinya. Raja datang untuk 'menghampirinya', Tapi ia sadar...

Dimata itu, tersirat kesakitan yang amat sangat.

Bahkan suaminya sendiri tak ingin menyentuhnya.

"""

"Heo sanggeong. Bagaimana hasilnya?" ujar sang Ratu harap - harap cemas.

"Mama, anda dinyatakan mengandung bayi laki - laki!"

Senyum kebahagiaan terpatri di wajah Ratu Kim

Hal ini juga sama dirasakan oleh sang ayah, dan para rakyat Joseon ketika melihat iring - iringan permaisuri dengan perutnya yang sudah mulai membesar.

Tapi kebahagiaan ini tak berlangsung lama. Selir Ho terpaksa dipindahkan ke Istana yang diluar kerajaan dengan alasan bahwa Selir dan puteranya akan menghambat rahmat 'Matahari' yang akan turun kepada calon 'putera mahkota' ini. Hal ini tentu membuat Raja kesal dan tak pernah lagi singgah ke kediaman istana permaisuri. Hanya satu yang bisa ia lakukan saat ini berusaha sekuat tenaga untuk tetap menjaga bayinya sehat selalu.

"Lee Seok...artinya bukankah Kesempurnaan? Nama yang bagus" ujar sang Ratu saat Selir Ho datang membawa puteranya atas titah Ratu. Sang anak sendiri yang baru berusia tiga tahun begitu terpukau melihat perut sang Ratu yang besar.

"Kalau boleh hamba tahu, sudah berapakah usia kandungan mama?"

"Menuju tujuh bulan"

"Mama, mungkin ada baiknya anda segera memeriksa kandungan anda kembali. Karena, mohon maaf apabila saya lancang ukuran perut mama tampak lebih besar dua kali dari ukuran normal biasa ketika perempuan mengandung"

Keheningan terjadi beberapa saat ketika suara tawa renyah Lee Seok menyadarkan mereka.

"Eommoeni! Adik kecilku baru saja menendang ketika aku mengelus perut mama!" ujar Lee Seok melapor pada ibunya mengundang tawa semua orang yang ada di pendopo itu.

Tetapi didalam hati sang Permaisuri ada banyak hal yang menganggu pikirannya.

"""

The Missing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang