Bab VI - Seok, Jin, dan Jeong

697 76 11
                                    

Dari awal, aku tak punya keberanian untuk mengatakan 'tinggal lah disisiku selamanya' – Yoongi

🌒🌓🌔🌕

"Hyungnim apa yang sedang kau lakukan dengan daun-daunan itu?" Tanya jimin polos

"Aku sedang meracik dedaunan ini untuk lukamu tadi. Kalau tidak diobati bisa semakin sakit" ujar Yoongi polos

Kedua anak kecil itu menikmati 'waktu berdua' dibawah pohon paling rindang di taman kerajaan tersebut sebelum noona Jimin akan datang untuk meminjam buku adiknya untuk dibaca diam-diam.

Bagi Jimin, ia akan terus merasa senang untuk terjatuh dan mendapat luka agar Yoongi mau mengobati lukanya lagi seperti ini.

Dan menggendongnya hingga tertidur sampai ke rumah.

"""

Yoongi memandang Jimin yang tertidur lelap di kasurnya. Para asistennya sedang mengurusnya. Menurut tabib Jimin sepertinya tampak terkena hujan semalaman dan memaksa diri untuk bekerja hari ini.

"Hyungnim...semalam sudah turun hujan..."

Jadi semalaman Jimin...menyaksikannya?

"Semalam...hujan telah turun...menurutmu bagaimana perasaan keduanya jika mengetahui hal ini..."

Yoongi dilema sekarang.

Pertama tugasnya kepada Taehyung.

Kedua, Kewajibannya kepada panglima terdahulu.

"Naeri! Bangun Naeri! Anda harus bertahan"

"Yoongi-ah...menangkan perang dan..."

"...dan lindungi Jimin"

Yoongi menatap Jimin datar. Para tabib dan dayangnya sudah keluar tadi meninggalkan Jimin dan Yoongi yang didalam ruangan tersebut. Yoongi kembali mengeluarkan kotak kecil itu dari bajunya.

Sebuah kotak berukir 'empat kelopak melati' yang didalamnya terdapat sagyusam merah dan hogeon berwarna hitam.

Sebuah kotak berukiran empat kelopak melati yang berarti sajoeryongbo.

"Hiks...aku mau menikahimu karena ku pikir kau mampu menjaga keluargaku! Tapi demi dirimu! Hiks...demi dirimu! Ayahku tidak dapat bersama denganku lagi! Aku membencimu!"

"Yoongi-ah...demi kebaikan kita semua, aku akan membawa Mijin pergi ke Tanma"

Yoongi terdiam mendengar ucapan orang yang hampir menjadi calon ibu mertuanya.

"Aku juga akan membawa Jimin kesana, ada seorang euiwon terkenal yang mungkin bisa menyembuhkan penyakit jantungnya"

Sebagian dari diri Yoongi berontak.

"Ma-nim...tidakkah sudah banyak tabib disini-"

"Kami juga membutuhkan kehadiran Jimin, Yoongi-ah... dia yang menjadi satu-satunya laki-laki dikeluarga kami. Mijin juga membutuhkannya begitu pula aku. Kalian memandangnya lemah hingga lupa bahwa dia juga seorang laki –laki bukan?" jelas sang Nyonya Park sambil menangis.

Dan Yoongi hanya memandang Mijin yang tengah memeluk adiknya yang juga tengah mendekap guci berisi abu sang ayah. Meski mereka bertiga telah basah oleh hujan dan hanbok putih mereka juga telah kotor oleh kubangan air.

Dan Yoongi tidak pernah lupa tatapan Mijin dan tangisan Istri Panglima saat itu.

Yoongi menyentuh tangan Jimin. Dahulu Jimin meski tumbuh dengan normal, ukuran tubuhnya paling mungil dari yang lain. Dan salah satu bagian tubuh Jimin yang Yoongi sukai ialah tangan mungilnya.

The Missing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang