Bab V - Hujan & Angin

828 84 7
                                    

Daripada berkata 'aku mencintaimu'. Aku hanya mampu mengatakan 'kembalilah dengan selamat' - Jimin

🌒🌓🌔🌕

Lumatan bibir itu makin lama makin dalam. Jin hanya mampu bisa terbuai dengan kelihaian pemuda itu dalam bermain lidah. Tapi Jin sadar satu hal, Taehyung menciumnya seperti orang yang akan menciumnya terakhir kali.

Dan Jin tidak suka akan hal ini.

Jin memang tidak sekolah dan polos, tapi dia tahu satu hal bahwa tidak ada sekalipun laki–laki 'normal' mau bermain lidah dengan laki – laki lain. Jin benar–benar bingung akan perlakuan Taehyung, menyadari akan kehabisan nafas Taehyung melepaskan ciumannya.

Tapi tidak dengan kukungannya. Taehyung masih berada di atas tubuh Jin yang terbaring tak berdaya juga mata yang menyiratkan 'keperihan.'

'Apa yang telah aku lakukan!?' pikir Taehyung segera ingin bangkit namun tertahan oleh Jin.

Tangan halus itu menyentuh wajah sang Raja.

Tangan yang lemah itu.

Berani menyentuh wajahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung.

"Itu yang seharusnya kukatakan sejak dulu...aku harusnya mendatangkan hujan...namun tidak ada satupun ritual yang kulakukan...dan berakhir menjadi kriminal..."

Taehyung hanya terdiam Jin masih setia menyentuh wajahnya dengan mata yang terus menatapnya putus asa. Bahkan setetes air mata lolos dari matanya.

"Kau memperbolehkanku menjaga Woon... kamu memperlakukanku berbeda... bahkan kamu menciumku... sebenarnya apa maksud semua ini...? Kenapa justru aku tidak melakukan ritual itu...? Mengapa kamu selalu..." tanya Jin lelah lalu berhenti bertanya dan menutup matanya juga menurunkan tangannya dari wajah Taehyung.

'Mengapa kamu selalu membuatku bingung, Taehyung...?'

"Ayo. Kita lakukan ritual itu." Ucapan itu membuat Jin membuka matanya.

Taehyung melepas ikseongwan dan gakdae miliknya. Jin melihatnya dengan ketakutan luar biasa.

Sang Raja tidak boleh memperlihatkan ini kepadanya. Jin langsung memalingkan wajahnya saat Taehyung membuka gonryongpo miliknya. Jantungnya benar–benar rasanya mau meledak, Jin bahkan mengenggam selimutnya kuat–kuat. Kini yang tersisa hanyalah sanggot dan manggeon dikepalanya serta jeogori dan baji yang masih melekat ditubuhnya.

"Kau bilang kau ingin melaksanakan ritualnya, tapi mengapa kini menatap wajahku kau tak mau?" balas Taehyung datar.

"Ini bukan ritual jeonha! Ini hanyalah akan membuatku berakhir ditiang gantungan!" panik Jin tidak berani menatap Taehyung dan semakin memundurkan dirinya ketika Taehyung semakin mendekat.

Sialnya, dinding membatasi Jin untuk tidak bisa bergerak kemana – mana lagi. Jin menutup matanya kuat – kuat ketika melihat bayangan Taehyung semakin dekat padanya.

'Langit, tolong selamatkan aku!'

"Lihat aku" seru Taehyung datar.

Tak ada gerakan se-inci pun dari Jin.

"Ini perintah" ujar Taehyung membuat Jin mengangkat kepalanya takut.

Dihadapannya sungguh orang yang berbeda.

Ini bukan lagi seorang Taehyung yang jahil dengan selalu memancing amarahnya, berkarisma dengan caranya, menatap tajam para menterinya, atau suara dominannya yang mentitah dimana–mana.

The Missing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang