Bab VIII - Lee Woon

544 68 7
                                    

Kekuatan yang paling kuat sejagat raya ini adalah 'cinta'. Ia bisa melemahkan orang paling kuat sekalipun termasuk 'Matahari' – Nam Joon

🌒🌓🌔🌕

"Yoongi, ini Jimin. Jimin, ini Yoongi" ujar Taehyung meperkenalkan teman barunya kepada sepupunya.

"Hai, Yoongi hyung"

"Hai juga, Jimin-ie..." ujar Yoongi menjabat tangan Jimin

"...tapi kenapa kamu memakai sagyusam? Bukankah harusnya kamu memakai saekdongot?" ujar Yoongi membuat wajah Jimin tertekuk lucu.

Ia disalahpahami sebagai seorang anak perempuan rupanya.

Itu adalah kesan pertama saat mereka bertemu.

Mereka suka bermain kejar – kejaran di padang ilalang belakang istana. Pohon beringin yang satu – satunya tumbuh disana adalah tempat mereka berteduh saat kelelahan.

"Jimin"

"Hm?"

"Jika sudah besar, kau ingin jadi apa?"

"Aku ingin jadi euiwon"

"Euiwon?"

"Iya, euiwon"

"Kenapa? Bukankah aboejimu seorang salyeong-gwan? Mengapa tak ingin jadi sepertinya?"

"Aku tahu aku lemah. Aku juga ingin jadi seorang salyeong-gwan tapi kondisi jantungku tidak mendukungku untuk berperang"

Yoongi terdiam.

"Bukankah seorang euiwon tugasnya adalah menyembuhkan orang sakit? Kata aboeji, seorang tabib juga sama hebatnya seperti seorang salyeong-gwan. Dia bisa mengobati para prajurit yang terluka di medan perang"

"Hyung sendiri jika sudah besar ingin jadi apa?"

"Aku belum tahu"

"Kalau begitu jadilah salyeong-gwan seperti aboeji-ku!"

"Hah?"

"Dengan begitu hyung bisa melindungiku terus dan aku juga bisa melindungi hyung!"

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Yoongi punya tekad untuk melindungi seseorang.

Seseorang yang tak ia sadari sebagai orang yang ia cintai

"""

"Yoon Gi. Nilai sastra-mu yang terburuk dari seluruh kelas yang kuajari" ujar Yi Songsaenim pada kelas mereka.

"Manusia dingin macam dia kan tak pernah jatuh cinta" ejek Taehyung jahil.

"Kau harus belajar pada Lee Seok" ujar Yi Songsaenim karna Lee Seok atau Hoseok pemegang nilai sastra tertinggi diangkatannya waktu itu.

"Tenang songsaenim! Aku yang akan mengajarinya!" ujar Jimin bangga.

Padahal mau nilai sastranya jelek atau tidak, Yoongi pun tak begitu mempermasalahkannya.

Sepulang sekolah Jimin membujuk noonanya untuk membantunya membuatkan puisi.

"Ayolah noona, buatkan aku satu puisi saja"

"Tidak"

"Akan kupinjamkan dua buku tentang undang – undang kerajaan"

"Tidak"

The Missing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang