4. Sad boy

37 36 47
                                    

Yukk merapat, yukk.

Kita ramikan lapak EMPTY, yukk.

Vote

Coment

Share

Enjoy

And

H A P P Y R E A D I N G
🎀🎀
___________________

Sinar matahari mulai terlihat muncul dari ufuk timur, burung-burung yang berterbangan mencicit seolah sedang bernyanyi, ayam-ayam sudah berkokok untuk menyambut sang pagi, para warga mulai berlalu lalang dengan tujuannya masing-masing, jangan lupakan embun di pagi hari yang dapat menimbulkan udara yang sangat sejuk, membuat kesan nyaman bagi para penghirupnya.

Perdamaian sangat terlihat jelas. Sinar matahari yang membantu proses Fotosintesis bagi para tumbuhan, tumbuhan yang memberikan rasa sejuk, burung bercicit menciptakan alunan musik yang cukup merdu, suara kokokkan ayam yang membantu para penghuni dunia untuk bangun dari tidurnya, serta para warga yang melengkapi suasana di pagi hari ini. Semua tampak damai, saling melengkapi satu sama lain.

Cici terbangun dari tidur lelapnya. Ia mulai mengeratkan otot-ototnya yang terasa pegal, setelah itu menghirup udara sejuk dengan mata tertutup seolah sedang merasakan kenyaman.

Cici merasa heran, mengapa jam wekernya tak berbunyi?

Setelah itu, Cici mulai menolehkan kepalanya menatap jam weker yang berada di atas nakas tempat tidurnya.

Pantas saja alarmnya tak berbunyi, ternyata waktu masih menunjukan pukul enam pagi, sedangkan Cici memasang alarm pukul setengah tujuh.

Mengapa Cici memasang alarm pukul setengah tujuh? Jawabannya, karna hari ini adalah hari Sabtu, hari yang sangat di tunggu-tunggu selain hari minggu, atau lebih tepatnya adalah hari libur.

"Selamat pagi dunia tipu-tipu!" Monolog Cici pada dirinya sendiri.

Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju keluar kamar dengan mata yang masih sedikit terpejam.

Brukk

"Aduh!"

Ringis Cici ketika ia menabrak pintu kamarnya secara tak sengaja.

Bola matanya melebar kala ia merasakan nyeri pada dahi bagian tengahnya. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap dahinya yang sedikit memerah.

"Aduhh ... Aku ceroboh banget, sih!"

Setelah dirasa nyeri nya sudah cukup mereda, Cici langsung membuka pintu kamarnya.

Ceklek

Kali ini bola matanya kembali melebar, bukan karna rasa nyeri di bagian dahinya, melainkan karna ia melihat Leni --ibunya-- yang sedang asik melahap sarapan di meja makan dengan tenang.

"Astaghfirullah ..."

"Ibu kok masih di rumah?"

"Emang ibu gak kerja?"

"Walaupun sekarang hari sabtu, tapi ibu 'kan liburnya hari Minggu doang!'

Empty (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang