7. Sifat yang berbeda

19 9 17
                                    

Hallo Sobat Lorens ...

Sudah siap spam komen di setiap paragraf ?

Harus siap dong ya,,

Mari kita ramaikan lapak EMPTY.

Vote

Coment

Share

Enjoy

And

H A P P Y R E A D I N G
🎀🎀
_____________________

"Perempuan. Saat dia bahagia, dia tidak akan berhenti untuk bicara dan saat dia bersedih, dia akan diam seribu bahasa."

- Zhafran Armadani -

____________________________

"Sem-semi?"

Cici menelan salivanya dengan susah payah ketika menyadari bahwa orang yang telah ia tabrak adalah Semi. Ia beralih menatap Fazrul dan Zhafran yang berada di balik punggung tegap Semi, mereka tampak terdiam santai.

"LO?!"

Cici berdiri dari duduknya, kemudian menatap Semi dengan was-was. "Ma-maaf," Ucapnya dengan langkah mundur satu langkah.

"MAAF, LO BILANG?!"

Semua murid yang berada di koridor langsung memusatkan perhatian kepada Semi yang wajahnya sudah terlihat merah.

"Lahh, itu pacar gue kenapa marah-marah?"

"Hihh, tu gembel caper banget,"

"Aduh, Semi kalo lagi marah damage nya nambah, cuyy."

"Aku gak paham, aku diam."

"Gembel kok ngelunjak!"

"AAA ... Walaupun Semi lagi marah, aku tetep cinta kamu kok, mas."

"Terpesona ... Aku terpesona~~"

Kira-kira seperti itulah cibiran para murid ketika melihat Semi yang sedang marah kepada Cici.

"Ak-aku ... Aku tad-tadi gak seng-sengaja," jelas Cici dengan kepala tertunduk.

"TERUS GUE HAR-"

"Semi, stop!"

Semua murid beralih menatap Zhafran yang sudah berada di samping Semi.

"APA? LO MAU APA, HAH?! LO MAU BELAIN, DIA? IYA?!"

Zhafran menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian beralih menatap Cici yang masih tertunduk lemah.

"Ikut, gue!"

Semua orang tercengang menatap Zhafran dengan lantangnya menggandeng tangan Cici dengan begitu lembut dan berjalan meninggalkan kerumunan tadi.

Empty (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang