Mulmed: The Man Who Can't be Moved - The Script
***
Sandra merasakan jika sedari tadi ponselnya bergetar-getar, duh Sandra jadi takut mau mengangkat panggilan telepon dari bosnya. Haish, apakah Sandra akan terancam dipecat?
"Ponsel kamu sedari tadi bergetar terus Sandra, kenapa nggak diangkat teleponnya kalau penting?" Rendra yang ada dikursi sebelah Sandra rupanya menyadari getaran ponsel Sandra.
Sedari tadi Rendra memang mendengar getaran ponsel Sandra, namun sang pemilik ponsel tak kunjung mengangkat panggilan ponsel itu. Membuat Rendra bertanya-tanya.
"Dari pak bos mungkin." Sandra berusaha merogoh ponselnya yang ada disaku. Ia sedikit kesulitan karena Naka yang tertidur pulas dipelukannya.
"Kenapa nggak diangkat? Nggak takut emang dimarahi? Kamu bakal kembali 'kan setelah ini?"
"Gimana mau balik sih?" Sandra meringis kecil. "Udah jam segini juga soalnya, alamat dipecat."
"Kerja dimana?"
Sandra menyebutkan kantornya dan langsung diangguki paham oleh Rendra, kemudian pria itu mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu.
Sandra mengerjap-ngerjapkan matanya, merasa aneh dengan tingkah Rendra. "Mau ngapain?"
"Nggak," Rendra menyimpan ponselnya. "Lebih baik kita ke cafe tempat papanya Naka. Sekalian hangatin badan sama kopi."
Sandra mendelik, lah Rendra kok malah ngajak dia ke cafe sih? Terus kerjaan Sandra gimana?
"Loh, Mas, bentar. Aku mau balik ke kantor setelah ini. Nanti pak Bos marah." Ucap Sandra dengan panik karena Rendra sudah berpindah tempat duduk ke kursi kemudi dan menyalakan mesin.
"Udah, gampang. Kamu ikut saya aja."
Lah? Kok malah jadi gini sih? Emang Rendra kenal apa sama Bosnya Sandra? Atau itu kantor punya kakeknya Rendra?
"Kenal pak Bos?" Tanya Sandra, namun ia tak menerima sebuah jawaban dari pria itu.
Rendra hanya diam, tak ingin menjawab pertanyaan Sandra. Wanita itu terlihat sangat penasaran dengan jawaban pria itu, namun Rendra malah mengacuhkannya.
Sandra merengut. Duh, dasar pria aneh! Atau.. jangan-jangan Rendra mau menculiknya ya?!
"Ini pasti modus penculikan sama modus perdagangan wanita ya? Ngaku! Argh, mama Sandra takut!" Sandra mulai panik, pasalnya ia setengah tak sadar juga. Gara-gara hujan, dia jadi terpaksa masuk kedalam mobil Rendra.
"Hah? Kurang kerjaan banget saya culik kamu?" Rendra terkaget dengan pemikiran Sandra yang tiba-tiba menuduhnya penculik.
Hei, hei, masa muka Rendra ini muka penculik?
Rendra menghentikan mobilnya di tepi jalan. Kemudian menoleh kebelakang, dilihatnya wajah ketakutan Sandra saat melihatnya. Tapi, siapapun yang menjadi Sandra pasti akan panik karena dibawa oleh seorang pria yang baru dikenalnya beberapa menit lalu.
"Aku mau turun! Turunin!" Sandra seperti ingin menangis.
"Astaga Sandra, saya nggak culik kamu. Emang muka saya muka penculik?"
"Iya!" Muka Sandra memerah karena menahan tangis.
Rendra menghembuskan napas pelan, ia seperti dihadapkan dengan Naka kedua.
"Kamu umur berapa sih? Cengeng."
"Penting ya bahas umur sekarang?"
Jika Rendra tak salah duga, mungkin umur Sandra masih sekitar 20 tahun. Mengingat wajah serta kelakuan yang agak kekanak-kanakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alessandra
Literatura FemininaResah. Sakti Narendra Baskara tak pernah merasa seresah ini saat perjalanan move on-nya. Dia hanya berhasil untuk move on, ya.. hampir. Tapi itu semua juga hampir runtuh saat ia menjumpai sosok yang tak sengaja ia temui. Sosok itu mirip sekali denga...