"San, kantin yuk. Jangan kerja mulu, tipes lu ntar." Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri Sandra, itu Beby teman yang lumayan dekat dengan Sandra.
Mungkin Beby ini lebih tua beberapa tahun dari Sandra. Tapi wanita itu tidak mau dipanggil kakak atau mbak. Katanya biar keliatan seumuran sama Sandra.
"Bentar Beb, nanggung." Sandra masih fokus dengan pekerjaannya.
Beby berdecak, susah-susah gampang memang mengajak Sandra. Yang paling menyebalkan adalah saat Sandra menjadi workaholics.
"Ya ampun! Itu ya cucunya pak Bas yang ganteng. Anjir! Aura wibawanya keren buset!" Beby terkaget dan melotot saat melihat Rendra melintasi lorong kantor. Ia tadi sedang berada diruangan Sandra bekerja. Dan ruangan itu setengahnya merupakan dinding kaca, jadi orang-orang yang melintas diluar terlihat.
Sandra berdecak karena fokusnya terganggu. Untung sekarang orang-orang yang ada diruangannya tadi keluar untuk makan siang. Jadi hanya ada dirinya dan Beby disini. Teriakan Beby juga tidak terdengar karena ruangan disini kedap suara.
"Aduh Beby, kenapa sih?" Sandra cemberut.
"Woi ketek unta, ayo makan siang. Sekalian Tebar-tebar pesona ke cucunya pak Bas!" Beby berkata dengan heboh. "Ayo San!"
Sandra puyeng, ya ampun Beby sampai segininya. Kalau dia paham betapa narsistiknya pria bernama Sakti Narendra Baskara ini, semua tatapan kagum akan musnah sudah.
"Yaudahlah, masih punya waktu dikit lagi." Sandra memeriksa jam tangannya.
"Elo sih, kerja mulu. Udah langganan flu, kerja mulu." Omel Beby.
Kedua wanita itu berjalan keluar menuju kantin kantor, suasana terlihat ramai di kantin ini. Akhirnya setelah mereka memesan makan, mereka mencari tempat duduk. Dan tepat di tengah ada bangku dan meja yang kosong.
"Eh, liat tuh ada cucunya pak Bas! Argh, gue baru liat dari deket!" Begitu mereka duduk di kursi masing-masing, Beby mulai mengoceh ria.
Sandra melihat kearah pandang Beby. Perasaan nggak ada yang waw dari penampilan Rendra. Tadi Sandra sudah melihat dari dekat sewaktu rapat.
Hmm.. Emang agak beda sih penampilan Rendra kemarin.
Ganteng, sih... Sandra langsung menepuk pelan kepalanya. Kayaknya ada yang salah sama pikirannya.
"Inget, lo udah punya pacar Beby!" Sandra mengingatkan Beby. Beby memang suka sekali seperti itu, kayaknya pacar Beby mengerti dengan Beby yang tingkahnya agak genit.
"Ah, sans. Haikal tetap setia sama gue, gue 'kan cuma kagum doang sama Pak siapa tuh. Ah! Rendra." Ucap Beby sambil fokus mencampur saos yang ada di dalam mangkok mie ayam.
Sedangkan Sandra makan bakso, tadi pagi ia sudah sarapan. Jadi masih merasa kenyang.
Sandra menggeleng. "Tetap aja, pasti si Haikal-Haikal itu punya cemburu." Kemudian Sandra mengipaskan mukanya, aduh Sandra kepedesan. Sepertinya ia terlalu banyak menuangkan sambal.
"Nggak lah, tahun depan malah rencana mau nikah." Beby mengipas-ngipaskan tangannya. "Lo kapan punya pacar? Masih terjerat luka masa lalu ya lo?" Tanyanya dengan sombong.
Bangke. Batin Sandra. Ia langsung menekuk mukanya saat ditanya hal seperti itu. Lama-lama ia merasakan jika wajahnya memerah, ia mengipaskan wajahnya. Lidah dan tenggorokannya terasa panas. "Aduh pedes banget nih baksonya."
"Kira-kira pak Rendra punya pacar belum ya?" Beby bergumam, kemudian melihat kearah Sandra, ia berdecak. "Udah gila! Muka lo kayak tomat!"
"Beby, pedes!" Sandra rasanya ingin menangis. Ia kebingungan mencari air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alessandra
Chick-LitResah. Sakti Narendra Baskara tak pernah merasa seresah ini saat perjalanan move on-nya. Dia hanya berhasil untuk move on, ya.. hampir. Tapi itu semua juga hampir runtuh saat ia menjumpai sosok yang tak sengaja ia temui. Sosok itu mirip sekali denga...