"Maaf, tapi aku nggak bisa ikut ke cafe papanya Naka." Sandra menutup pintu mobil Rendra, ia melihat Rendra mulai menyalakan mesin mobil.
"Kenapa?"
"Aku mau pergi ke luar kota nanti malam."
Mobil Rendra sudah melintasi jalan raya, pria itu tertawa mengejek. "Gaya banget liburan, bilang aja mau rebahan seharian."
"Haish, emang bener kok. Aku mau pergi nanti malam." Sandra cemberut, ia memilih untuk memainkan ponselnya.
Sebenarnya tadi Rendra agak memaksanya agar ikut pria itu, karena Rendra bilang mau sekalian menengok Naka.
"Saya udah janji sama Naka buat bawa kamu kesana. Tapi kamu sibuk mulu, ngalahin sibuknya saya."
"Kan bisa kapan-kapan." Jawab Sandra kalem. "Senin deh, aku bisa pulang cepat kok."
"Nggak bisa," Rendra menggeleng. "Saya ke luar kota senin besok."
Sandra menghembuskan nafas. "Yaudah, kalau gitu nggak usah direncanain. Pasti bakal langsung jadi gitu aja."
"Berarti sekarang, 'kan nggak ada rencana tadi. Kamu juga udah masuk mobil saya, bentar lagi sampai di cafe papanya Naka." Rendra tersenyum miring.
Sandra melebarkan matanya. "Eh! Nggak bisaaa! Aku belum siap-siap! Pokoknya nggak malam ini!"
"Ini permintaan atasan, Alessandra Wijaya." Ucap Rendra dengan tegas.
Sandra melongo, yah! Gila aja! Ini bukan jam kantor dan nggak di wilayah kantor. Memang pria disampingnya ini adalah atasannya, tapi ya nggak bisa gitu dong!
"Apa?! Apa-apaan coba, Anda tidak profesional pak Rendra. Pekerjaanku itu menggambar! Bukan jadi baby sitter!" Setelahnya Sandra menggerutu, ia tak takut dengan Rendra. Dan ini bukan jam kerjanya, jadi Rendra nggak bisa aneh-aneh.
Jika dilihat-dilihat, Sandra ini cukup berani dihadapan Rendra. Ya, ya, karena Rendra nyebelin juga. Sandra jadi nggak takut. Prinsipnya jika ia takut dengan Rendra saat seperti ini dan menuruti pria itu, maka semakin aneh-aneh lah keinginan Rendra nantinya.
"Kamu itu tipe manusia yang gampang diculik." Celetuk Rendra tiba-tiba.
What? Apa coba maksudnya? Bos Sandra ini memang aneh!
"Aku bisa bela diri, jadi nggak akan bisa diculik!"
Rendra tertawa. "Ya, ya, ya. Udah sana pergi dari mobil saya. Sudah sampai di depan Apartment kamu."
Hampir saja Sandra nggak sadar kalau udah sampai didepan gedung Apartment, cepet banget. Perasaan baru aja ia masuk mobil, tapi baguslah Sandra nggak perlu lama-lama disini. Yang ada tensinya naik!
"Iya," Sandra cemberut. "Terimakasih ya." Pamitnya.
Setelah Sandra menutup pintu, Rendra tertawa setelahnya. Ya ampun, wanita itu banyak membuatnya tertawa hari ini.
***
"Kak Leon! Kak Leon udah pulang?" Sandra mengunci pintu apartment. Tadi pagi sebelum ia berangkat ke kantor, Dani yang katanya asisten kakaknya itu berpesan padanya jika Leon sedang pergi.
Sandra sedih, kenapa kakaknya tidak berpamitan langsung padanya. Mana perginya malam-malam.
"Kayaknya kak Leon belum pulang. Padahal 'kan harus siap-siap naik kereta buat hadir ke nikahan mbak Karina." Gumamnya, wanita itu merebahkan tubuhnya di sofa besar.
Sandra menguap, kemudian melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh malam. "Tidur bentar aja kali ya? Nanti jam delapan bangun terus siap-siap."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alessandra
ChickLitResah. Sakti Narendra Baskara tak pernah merasa seresah ini saat perjalanan move on-nya. Dia hanya berhasil untuk move on, ya.. hampir. Tapi itu semua juga hampir runtuh saat ia menjumpai sosok yang tak sengaja ia temui. Sosok itu mirip sekali denga...