"Siapa nama kamu?" Sandra tengah memandangi bocah kecil yang tadi menjarah es krimnya. Dilihatnya bocah ini yang lahap sekali makan es krim. Mungkin bocah ini sangat haus. Cuaca sangat terik. Namun, Sandra menyadari jika perlahan hawa mendung mulai terasa.
"Naka, namaku Naka kakak cantik." Jawab bocah itu.
Bocah kecil yang sedang Sandra perhatikan ini tengah memakan es krim setelah menjawab pertanyaannya.
"Orang tua kamu dimana Naka? Kok kamu main jauh banget. Nanti mereka nyariin kamu gimana?" Sandra memperhatikan sekitar, siapa tau ada gerak-gerik yang menunjukkan seseorang tengah mencari bocah yang merampok es krimnya.
Bayangkan! Es krim mangga kesukaan Sandra juga diembat sama bocah unyil satu ini.
"Naka sama om, tapi om Naka nggak asyik. Om keliatan galau."
Sandra langsung menutup bibirnya karena tawanya hampir menyembur. Belajar darimana Naka tentang kata-kata itu?
Galau adalah bahasa gaul!
"Om kamu dimana? Ayo kita cari yuk. Kasihan om kamu nyariin kamu, Naka." Sandra mengusap dahi Naka yang terdapat keringat. Ia duduk berjongkok dihadapan Naka dengan ekspresi memohon.
Naka menggeleng. "Naka mau sama kakak cantik. Naka nggak mau sama om Enda."
Sandra manyun. Bagaimana cara membujuk bocah kecil seperti Naka? Sungguh, terkadang Sandra bingung dihadapkan dengan situasi seperti ini. Mana ia sudah membiarkan misscall dari bosnya. Ia harus cepat-cepat kembali ke kantornya.
"Kalau om kamu nyariin gimana? Naka nggak takut dicubit?"
Naka menggeleng lagi. "Om Enda nggak galak." Setelah mengucapkan itu, Naka kembali fokus dengan es krimnya.
"Kakak harus kerja, tapi nggak bisa ninggalin Naka disini. Naka mau 'kan nyari om Enda nya Naka? Kakak ada kerjaan nih. Pleasee?" Sandra berkata dengan nada memohon, tak ada yang bisa dilakukan. Ia harus segera kembali.
Naka seketika menghentikan acara makan es krimnya. Ia melihat Sandra yang memohon padanya.
"Naka mau nurut sama kakak, tapi kakak harus jadi temen Naka."
Sandra seketika mengembangkan senyumnya, kemudian menganggukkan kepalanya antusias.
"Pasti Naka! Ayo kita berteman."
"Nanti kakak jadi pacar om Enda juga ya!" Naka berkata dengan antusias. Omongan Naka malah membuat Sandra mendelik. Bisa-bisanya bocah kecil ini memintanya melakukan itu?
Dan apa itu, bocah kecil sudah mengerti pacar-pacaran pula.
***
"Dimana itu unyil satu ini." Rendra celingak-celinguk dan memperhatikan sekitar. Ia masih saja memutari taman. Hampir dua kali! Tapi Naka—keponakannya— tidak kunjung ia temukan.
Rendra merasakan jika ponselnya berdering terus. Ia sudah menyangka jika yang menelepon adalah kakaknya.
Mampus.. ini akibat kelalaiannya!
Rendra hampir putus asa karena sudah hampir dua jam tak menemukan Naka. Ia duduk di bangku yang terdapat sebuah air mancur. Pria itu berusaha menjernihkan pikirannya.
Sampai suatu ketika saat ia memandangi air mancur..
"Om Enda!" Rendra melihat ponakan unyilnya yang nakal ini berlari padanya setelah melepaskan gandengan tangan pada seorang wanita asing.
Jantung Rendra seketika berdetak kencang. Astaga! Ia yang terbayang wajah Karina, atau wanita yang membawa Naka padanya ini memang mirip dengan Karina?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alessandra
Genç Kız EdebiyatıResah. Sakti Narendra Baskara tak pernah merasa seresah ini saat perjalanan move on-nya. Dia hanya berhasil untuk move on, ya.. hampir. Tapi itu semua juga hampir runtuh saat ia menjumpai sosok yang tak sengaja ia temui. Sosok itu mirip sekali denga...