Alessandra - 7

214 15 2
                                    

"Sandra, tante Sarah panggil kamu." Leon menghampiri Sandra yang sudah selesai didandani. Sandra menjadi bridesmaid, jadi ia harus memakai gaun dan didandani.

Sandra melihat Leon sekilas, kemudian mengangguk kecil. Tanpa berpamitan, ia langsung meninggalkan Leon begitu saja. Ia masih marah dengan kakaknya itu. Ia tak suka saat semua diatur-atur tanpa menanyakan pendapatnya terlebih dahulu.

Leon menghela napas melihat kelakuan Sandra, pria itu menahan tangan adiknya. Sandra terkejut saat Leon menahan tangannya, ia menghela napas.

"Kamu masih marah sama kakak?"

Sandra hanya menatap kakaknya, kakaknya ini benar-benar duplikat dari ayahnya. Dari wajah sampai bentuk postur tubuh sangat mirip sekali. Beda dengan dirinya yang mengikuti gen mamanya. Sepertinya hanya rambut dan mata yang mewarisi gen papanya.

"Menurut kak Leon?" Sandra tersenyum kecut dan melepas tangan Leon. "Aku nggak tau kak Leon kerjanya apa. Tapi terkadang tiap malam kak Leon nggak ada. Terus tiba-tiba kak Leon memutuskan sesuatu tanpa bilang aku dulu."

Leon tercenung mendengar itu, sial. Ia hampir tidak sadar jika ia melakukan hal itu.

"Kak Leon, jangan kayak papa. Kita pergi dari papa karena nggak tahan sama sifat otoriter papa." Tambah Sandra, matanya berkaca-kaca.

Leon memejamkan matanya, kemudian mengusap kasar wajahnya. Tidak, pasti semalam ia hanya sedang kalut. Ia sudah berjanji pada Sandra mengenai sesuatu.

"Maaf. Maafin kakak, Sandra." Leon mengusap air mata Sandra yang jatuh. "Kakak masih ingat janji itu."

Sandra masih menitikkan air mata.

"Jangan nangis, make up kamu nanti luntur." Leon tersenyum tipis.

Sandra berdecak dan tertawa kecil. "Ini waterproof kak!"

Sandra memang mudah untuk memaafkan seseorang, apalagi masalah dengan kakaknya. Namun, jika dirasa kesalahan yang diperbuat sangat besar. Maka, ia takkan bisa memaafkan itu sekalipun.

Leon tertawa. "Yaudah sana ke tante Sarah dulu. Oh iya, siapa yang anterin kamu pulang semalam?"

Sandra kaget saat kakaknya melontarkan pertanyaan itu. "Itu bos Sandra, kebetulan arah pulangnya sama. Jadi diajak pulang bareng soalnya udah malam juga." Jelas Sandra yang membuat kakaknya mengangguk paham.

"Kakak nggak ngelarang kamu buat dekat sama siapapun, tapi kamu harus hati-hati." Leon menepuk-nepuk puncak kepala adiknya, kemudian meninggalkan Sandra begitu saja.

Mata Sandra mengerjap, tumben kakaknya tidak bertanya aneh-aneh. Akhirnya Sandra masa bodoh dan pergi menemui tante Sarah.

***

Setelah mengisi list daftar tamu undangan, Rendra beserta Fikri dan Ilham langsung masuk kedalam ballroom hotel. Pria itu melihat sekeliling dan berusaha menata hatinya, lagi.

Oh, ayo lah. Jangan seperti itu, Rendra sudah move on. Namun, untuk melihat wajah wanita itu lagi takut membuat dirinya runtuh.

"Makan dulu sabi kali, laper gue. Mumpung kondangan dibayarin Bos Rendra." Fikri langsung ngacir ke stand makanan bersama Ilham. Sedangkan Rendra memutar bola mata malas.

Pria itu membiarkan kedua sobatnya makan terlebih dahulu, ia tak selera makan. Iyalah nggak selera makan, ini 'kan pesta pernikahan mantannya.

Rendra berjalan tanpa arah, luas sekali ballroom ini. Ia berharap mengenal seseorang agar ia tak merasa kesepian karena berjalan sendiri. Apalagi ia belum berani untuk menyalami Karina dan suaminya.

AlessandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang