~네

310 30 1
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sunkyu sekarang sedang membantu Yul menutup coffe shopnya.

"Syukurlah. Hari ini coffee shop sedang ramai" Kata Sunkyu sembari mengangkat kursi di atas meja.

"Ne. Terima kasih, Sunkyu-ah. Jika tak ada dirimu, mungkin aku sudah kelelahan melayani pelanggan"

"Hehehe. Kau tak perlu berterima kasih, Yul. Itu sudah tugasku sebagai sahabatmu"

"Ah, iya. Ngomong ngomong soal Sooyoung. kau dan dia ada hubungan apa?" Yul akhirnya menanyakan tentang ini pada sahabatnya.

Sunkyu memberhentikan sejenak aktivitasnya. Ia terdiam akan pertanyaan Yul barusan.

"Huft...Yul"

"Nde?"

"Maaf jika aku baru memberitaumu sekarang"

"Gwenchana. Katakan saja"

"Huft~Yul. Choi Sooyoung itu adalah mantan kekasihku"

Brak!

Yul spontan menjatuhkan kursi yang ia pegang. Ia dibuat terkejut akan kata pengakuan Sunkyu.

"Jinjjayo?!" Sunkyu mengangguk dan berjalan menghampiri Yul dan merangkul pundak Yul lalu, membawanya untuk duduk di kursi depan meja bar.

Sunkyu pun mulai menceritakan semua kisahnya pada Yul. Tidak lebih dan kurang. Setelah Yul mendengar kisah Sunkyu, Yul turut sedih. Diusapnya pundak Sunkyu.

"Sabar. Sekarang, aku tanya padamu. Apa kau masih ada rasa padanya?"

"Entahlah, Yul. Disisi lain, aku sudah membencinya. Tapi, di hati kecilku berkata bahwa aku masih mencintainya. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan?"

"Ikuti saja kata hatimu, Sunkyu-ah. Jika kau memang masih mencintainya, apa salahnya mencoba untuk menerimanya lagi?"

"Sunkyu-ah, dengarkan aku. Seharusnya kau bersyukur dulu bisa memenangkan hati seorang aktris dan model terkenal sekelas Choi Sooyoung. Sedangkan aku? Memenangkan hati seorang siswi most wanted saja susahnya minta ampun"

"Cobalah berpikir luas, Sunkyu-ah. Diluar sana banyak sekali pria yang ingin mengencani Choi Sooyoung. Dan orang yang berhasil melakukannya adalah kau dan Jo Kyung Ho. Tapi, apakah kau tidak berpikir kalau Sooyoung bahagia dengannya selama dia berkencan dengan Kyung Ho?"

"Dia bilang, dia terpaksa melakukannya karna perjodohan yang diberikan appanya. Dia takut kalau appanya akan melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan jika sampai dia menolak" Kata Sunkyu.

"Nah! Itu dia pointnya, brader. Jika kau memang masih mencintainya walaupun sedikit, dukunglah dia dan dampingilah dia jika dia takut" Sunkyu terdiam dan memikirkan kata kata Yul barusan. Jika dipikir pikir, kata kata Yul ada benarnya juga.

"Entahlah, Yul. Nanti aku akan memikirkannya"

"Aku harap kau dapat memilih pilihan yang tepat, Sunkyu-ah"

"Nde. Terima kasih, Yul. Aku tidak tau bagaimana lagi akan membalas kebaikanmu"

"Cukup temani aku di makam appa dan eommaku selepas ini. Maka, kau sudah membalas kebaikanku"

"Call!" Sunkyu dan Yul tersenyum satu sama lain dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.

****

Yul dan Sunkyu sekarang sudah berada di makam appa dan eomma Yul. Yul menyalakan lilin di makam appa dan eommanya kemudian, mereka berdua mengatupkan kedua tangan mereka dan berdoa. Setelah selesai, Yul berjongkok di depan kedua makam appa dan eommanya. Mengusap batu nisan kedua makam orang tuanya yang telah lama meninggal.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang