"Yul, kumohon bertahanlah. Dokter akan segera memeriksamu"
Sunkyu dengan perasaan cemas membantu mendorong brankar rumah sakit yang sekarang sudah dipakai sahabatnya.
Dalam hati ia tak henti hentinya terus mengucapkan doa semoga sahabatnya itu baik baik saja.
Begitu sampai di depan ruang UGD, suster sontak menghalang Sunkyu untuk tidak masuk. Sunkyu pun hanya bisa mengiyakan.
"Tuan, anda tidak diberkenankan masuk karna takut akan menganggu proses penanganan"
"Baiklah. Tapi, usahakan lakukan yang terbaik untuk sahabatku. Aku akan membayar berapapun yang kalian minta. Asalkan, pastikan sahabatku baik baik saja!"
"Kami akan berusaha semampu kami, tuan. Kalau begitu, kami permisi" Suster itu segera menutup pintu ruang UGD.
Selepas itu, Sunkyu mengusap kasar wajahnya kemudian berjongkok di depan ruang UGD.
"Hiks...hiks...semoga Yul baik baik saja. Tuhan...tolong selamatkan nyawa sahabatku. Aku masih membutuhkannya, tuhan. Hiks..." Isak Sunkyu.
"Sunny-ah" Tak berselang lama, Sooyoung pun datang. Ia menghampiri Sunkyu yang sudah terisak di depan ruangan Yul.
Grep!
"Hiks...hiks...hiks...aku takut....hiks...." Sunkyu spontan memeluk tubuh tinggi Sooyoung dan mengeluarkan semua isak tangisnya di dekapan gadis tinggi itu.
"Arra arra. Keluarkan saja semuanya, sayang. Dan kita berdoa saja semoga Yul baik baik saja, ne?" Lembut Sooyoung mengusap lembut punggung Sunkyu.
Sunkyu hanya bisa mengangguk di sela sela isakkanya. Dan 5 menit kemudian, Sunkyu melonggarkan pelukannya dan menatap sebuah liontin kecil dimana disana sudah ada foto dirinya dan Yul ketika masih kecil.
Liontin itu selalu Sunkyu bawa kemana mana bila sedang bersama Yul. Dan ia selalu menyimpannya di saku celananya.
"Keep strong, brother. Hiks..." Isak Sunkyu mengusap liontin itu.
****
Sementara itu di dalam ruangan UGD, Yul sudah diberi pertolongan pertama. Selang infus sudah menempel di tangan dan hidungnya.
"Hei..."
"Yul"
"Oh, Kwon Yul~"
"Apa kau bisa mendengarku?"
Walaupun sedang dalam keadaan tak sadarkan diri, Yul tetap bisa mendengar suara yang muncul di telinganya barusan. Ia pun akhirnya perlahan membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah sebuah istana megah berwarna putih dilengkapi banyaknya bunga bunga indah yang bermekaran disana.
"Yul..."
"Siapa kau? Kenapa kau tidak menampakkan dirimu?" Tanya Yul.
"Jika kau menginginkan aku memunculkan diriku, kau harus menebak siapa aku" Yul terdiam dan tampak berpikir.
"Ah, aku menyerah!" Sang pemilik suara nampak tersenyum lembut. Kemudian, ia perlahan mulai memunculkan dirinya di hadapan Yul.
"Sekarang, apa kau bisa menebak siapa aku?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.