BUGH
"Anjing lo." Aksel memukul Rega bertubi-tubi dengan penuh amarah, "Pengkhianat!"
Rega pasrah, ia tak membalas pukulan-pukulan yang diberikan Aksel padanya. "Pengkhianat? Bukannya kita udah bubar semenjak lo kalah balapan waktu itu?" ucap Rega.
Ucapan Rega membuat Aksel naik pitam. Pukulan ia layangkan kembali ke wajah Rega yang sudah babak belur.
"Udah Sel, lo bisa ngebunuh sahabat lo sendiri." ucap Tegar melerai. Tidak ada yang berani menghentikan Aksel selain teman terdekatnya, Tegar.
"Sampah kayak dia ngga layak disebut sahabat." Aksel menunjuk tepat ke arah Rega.
Rega berusaha berdiri dibantu dengan Tegar. "Kalau gue sampah, terus lo apa?" ia tersenyum miring. Aksel menatap Rega dengan tatapan tajamnya.
"Gue tau, lo yang nyuruh mereka berdua buat nyulik Keysa." Rega menatap Johan dan Leo bergantian. Ia melangkah mendekati posisi Aksel yang berjarak tak jauh darinya. Langkahnya gontai, Tegar hendak membantunya berjalan. Namun, ia menolak, "Gue bisa sendiri."
Ia berhadapan dengan Aksel, "Kalaupun gue udah nggak dianggep di sini, seenggaknya gue udah ngasih tau lo, Sel! Yang lo lakuin itu salah! Memang kita punya dendam tersendiri sama anak Cakrawala. Tapi nggak gini caranya."
"Anj-" Aksel hendak memukul Rega, namun lagi-lagi Tegar mengehentikannya.
"Kalau lo mau gue out, oke gue bakal out sekarang." Rega melepas jaket hitam berlambangkan rantai yang membentuk permata di belakang bagian jaket itu lalu memberikannya pada Aksel.
"Mulai sekarang gue bukan lagi bagian dari kalian, gue cuma anak SMA Permata biasa." ucapnya lantang dihadapan teman-temannya, "Gue permisi." Rega berjalan meninggalkan mereka.
"Reg!" suara Tegar tak dihiraukan oleh Rega. Rega tetap berjalan gontai menuju ke motor miliknya.
Sepeninggalan Rega, Tegar menatap Aksel dengan tatapan yang sulit diartikan.
Bugh
"KENAPA LO GA CEGAH DIA?" ucapnya penuh emosi dihadapan Aksel sedangkan Aksel hanya terdiam. Tegar mengacak rambutnya gusar, kemudian ia melenggang pergi untuk mencari Rega.
"Arghh!!" Aksel memporak porandakan markas mereka. Kemarahannya ia lampiaskan pada barang-barang yang ada disekitarnya.
Keysa POV
"Latihan hari ini cukup ya." ucapku mengakhiri latihan pada hari ini. Aku mengemasi barang-barangku.
Rumah Sella sudah mulai sepi, seperti biasa tersisa aku dan Dinda.
"Din, lo belum di jemput?" suaraku memecah keheningan.
Dinda yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya menoleh kearahku, "Kayaknya mami gue ga bisa jemput deh."
"Ya udah lo bareng gue aja." tawarku.
"Gue pesen ojol aja, Key. Kita kan nggak searah, kasihan lo masa muter-muter." ucap Dinda.
"Bareng gue aja biar lebih aman, lagian gue juga seneng kok bisa jalan-jalan, males pulang cepet-cepet."
"Iya Din, udah mulai gelap gini." ucap Sella yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dinda pun akhirnya mengiyakan. Aku mengantar Dinda pulang, tak lama kemudian mobilku sudah mendarat di pekarangan rumah Dinda.
"Nggak mau mampir dulu, Key?" tawarnya kepadaku.
"Lain kali aja, kemaleman nanti." aku memberikan kekehan kecil.
"Iya udah deh, hati-hati Key!"
"Bye." aku melambaikan tangan.
Setengah perjalanan pulang saat aku keluar dari kompleks perumahan Dinda, aku melihat sebuah motor tergeletak di pinggir jalan dan disampingnya terdapat seseorang tak sadarkan diri tengah bersandar di bawah pohon. Jalanan itu sepi, karena itu bukanlah jalan utama, itu hanya jalan penghubung antar kompleks yang biasanya jarang dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYDEV
Teen FictionHighest Rank : #34 KISAHREMAJA 09/06/2021 "Lepasin gue brengsek!" Dev menghempas tubuh Keysa kasar membuat Keysa memundurkan tubuhnya beberapa langkah. 'Gue kayak barang yang nggak dibutuhin lagi sama majikannya.' Keysa tersenyum miris. Dev me...