Hari ini adalah hari Minggu. Keysa sedang berada di toko buku bersama Dev.
"Dev, aku ke kamar mandi dulu." Keysa menyerahkan kedua buku yang ia pilih tadi pada Dev.
"Jangan lama."
"Ocee boss." ucapnya sambil membentuk 'ok' dengan jarinya.
Keysa melangkahkan kakinya menuju toilet. Seusai sibuk di dalam toilet ia keluar dan hendak menemui Dev. Namun tangannya dicekal oleh seseorang membuat dia terlonjak kaget.
"AKSEL!" sungguh Keysa terkejut dan merasa takut, masih terngiang kejadian kemarin saat aksel memperlakukannya. Ia takut hal itu terjadi lagi. Terlebih susana saat ini begitu sepi.
"Ssstt." Aksel membekap mulut Keysa. Dengan satu tangan yang masih setia menggenggam tangan Keysa.
"lepa..sstt..in guee!" ucap Keysa dengan kesusahan. Aksel pun menjauhkan tangannya dari mulut Keysa.
"Mau lo apa sih!!" Keysa geram.
"Jauhin Devano." ucap Aksel dengan penuh penekanan.
Pernyataan Aksel tersebut membuat Keysa terheran.
"Apa alasan lo?" tanya Keysa dengan tatapan nyalang.
"Jauhin dia atau lo bakal tau akibatnya!"
"Mau lo apasih!?" Keysa menahan amarahnya tidak terima atas perkataan Aksel.
"Gue nggak mau lo dalam bahaya, Key. " ucapan Aksel berubah sendu, ia memegang kedua pundak Keysa.
"Gue aman kok kalau sama dia, yang ada lo yang bikin kacau!" Keysa menampis tangan Aksel dari pundaknya.
"Dengerin guee." Aksel meyakinkan.
"Sorry, gue harus pergi." ucap Keysa lalu melangkah meninggalkan Aksel.
"Gue gak akan lepasin lo Key." batinnya lalu tersenyum penuh makna.
"Maaf lama." Keysa menunduk saat Dev menghela napasnya.
"Ini mau yang mana?" Dev menunjukkan 2 buku yang di penggangnya.
"Ambil dua-duanya deh." Keysa tersenyum.
Saat ini mereka berdua sedang berada disebuah coffee shop. Duduk di dekat jendela kaca, alunan musik yang mengalun lembut, dan suara hujan yang menambah ketenangan membuat Keysa larut dalam pikirannya sendiri. Apa yang sebenarnya Aksel maksud.
"Key."
"Eh iyaa Dev." Keysa membuyarkan lamunannya.
"Kenapa?" Dev menyadari ada perubahan pada Keysa.
"Ga kenapa-kenapa, Dev." ia tersenyum meyakinkan. Dan dijawab anggukan oleh Dev.
"Dev." panggil Keysa.
"Hmm?"
"Ga jadi deh, cuma manggil." Keysa nyengir kuda, membuat Dev terkekeh.
"Nah gini dong, kan gantengnya nambah." Keysa memandang Dev lekat-lekat.
"Memang selalu ganteng." ucapan Dev membuat Keysa tertawa.
"Makan, habis itu pulang, hujannya udah reda." ucap Dev.
"Iya mas ganteng." Keysa tersenyum.
Setelah itu Dev mengantar Keysa pulang, lalu ia bergegas menuju rumah Radit. Teman-temannya sudah menunggunya di sana.
Sesampainya dirumah Radit...
"Lumutan Dev nungguin lo." ujar Jevin.
"Kelamaan ngebucin lu." timpal Kevin.
"Tadi hujan." tutur Dev singkat, padat, jelas.
"Eh dateng juga lo, Dev." Radit masuk ke kamarnya dengan membawa makanan dan minuman.
"Eh makanan datang lagiiii." Kevin berbinar melihat makanan lezat dihadapannya.
"Nggak sadar diri! Makanan gue habis gara-gara lo bangsat."
"Sebagai tuan rumah yang baik memang harusnya begini bro." ucap Kevin sambil mengambil sepotong pizza.
"Diem lo babi!"
"Gue halal keles."
Semua yang ada di kamar Radit mendengus kesal.
"Jadi gimana?" ucapan Dev membuat suasana menjadi serius.
"Lusa, di tempat biasa." timpal Jevin.
"Siapa?" tanya Dev.
"Anak permata."
Anak permata dan cakrawala, musuh bebuyutan yang sepertinya tak akan pernah damai. Banyaknya dendam yang begitu menyayat hati, membuat keduanya seolah enggan untuk bersatu.
"Jangan sampai yang dulu terulang lagi." ujar Radit.
Kecelakaan yang menyebabkan salah satu teman mereka tiada. Kejadian ini diyakini ada campur tangan anak permata yang telah memanipulasi arena balap.
"Apa kalian yakin mereka nggak ada maksud lain?" sontak semua mata menuju ke arah Kevin yang baru saja mengucapkan kalimat itu.
"Maksud lo?" tanya Radit.
"Ya gue cuma berpikir rasional." jawab Kevin.
"Gue juga ngga yakin." sahut Jevin.
"Sial!"
***
Keysa merasa bosan, sedari tadi ia menghabiskan waktunya untuk membaca buku.
"Suntuk, apa gue cari angin aja ya?" katanya pada diri sendiri. Ia mengambil ponsel di atas nakas lalu memakai cardigannya.
Ia memutuskan bersepeda disekitar komplek perumahannya, lagipula cuaca saat ini bagus untuk bersepeda disore hari. Ditautkannya earphone ke telinganya dan memutar musik Flower - Yoon Mirae.
Di sini Keysa sekarang, sebuah minimarket di dekat kompleknya. Ia membeli air mineral dan beberapa camilan untuk persediaannya. Hari sudah mulai gelap, Keysa memutuskan untuk bergegas pulang.
Keysa merasa ada yang mengikutinya, ia mempercepat laju sepedanya. Sungguh ia kesal, kenapa jalanan kompleknya sesepi ini. Keysa terus menambah kecepatannya mengayuh sepeda. Hingga akhirnya ia berhasil sampai di depan rumahnya.
"Pak Amir! Pak Amir! Tolong bukain gerbangnya." Teriak Keysa saat melihat pak amir sedang membersihkan mobil.
"Iya neng." Pak Amir membukakan pintu gerbang. "Kenapa neng, kayak dikejer setan aja."
"Gapapa kok pak." ucap Keysa dengan napas tersengal-sengal.
Keysa segera bergegas masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua. Setelah berada di dalam ia menatap keluar rumah, terlihat seseorang bepakaian serba hitam sedang mengintai rumahnya. Keysa menyipitkan matanya untuk memperjelas wajah orang itu, namun nihil. Jaraknya cukup jauh.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYDEV
Teen FictionHighest Rank : #34 KISAHREMAJA 09/06/2021 "Lepasin gue brengsek!" Dev menghempas tubuh Keysa kasar membuat Keysa memundurkan tubuhnya beberapa langkah. 'Gue kayak barang yang nggak dibutuhin lagi sama majikannya.' Keysa tersenyum miris. Dev me...