Keysa menghempas cekalan Dev. Lalu segera menuju ke toilet.
Dev sedang berada di kantin, dia terdiam. Mengapa Keysa seperti itu padanya??
"Dev maafin Keysa ya, dia mungkin lagi kurang bagus aja moodnya." ucap Sella yang dibalas anggukan oleh Dev.
Setelah kejadian di kantin tadi Dev tidak lagi melihat Keysa sampai bel pulang sekolah berbunyi. Bahkan ia tidak dapat menemukan Keysa di kelasnya. Ia mencoba mencarinya ke ruang teater. Nihil, ia tidak dapat menemukannya.
"Eh Dev." panggil Rebeca yang tak sengaja berpapasan dengan Dev di parkiran. "Gue tau, lo lagi nyariin Keysa kan?"
Dev menunggu ucapan Rebeca selanjutnya.
"Barusan, gue lihat dia udah dijemput." ucap Rebeca.
Dev masih diam mencoba mencerna baik-baik perkataan Rebeca.
"Eh iya Dev boleh minta tolong ga? Aku ga ada yang jemput, nyari taksi pun susah. Mama aku juga lagi sakit, jadi harus cepet pulang biar ada yang jagain. Pliss yah, sekali ini aja." Pinta Rebeca dengan muka yang memelas, kalau dilihat bukannya jadi kasihan yang ada malah bikin eneg.
Dengan perasaan terpaksa ia mengiyakan permintaan tolong Rebeca, terlepas perkataan dari Rebeca itu fakta atau tidak yang penting niatnya untuk membantu saja itu sudah baik.
Sedangkan saat ini Keysa tengah bingung, bagaimana cara ia pulang. Tidak ada satupun angkutan umum yang lewat, baterai hp nya habis pula. Ken tidak dapat menjemput karena ia sudah kembali ke Perancis sedangkan Pak Amir sedang cuti. Dan untuk saat ini ia sedang malas untuk bertemu Dev, jadi ia terkesan menghindar.
Keysa duduk di halte bus dekat sekolahnya. Tak lama setelah itu ia melihat sebuah motor melaju begitu saja dengan seorang gadis yang tengah memeluk erat pinggang sang empunya motor.
"Itu tadi motor Dev kan?" Ya, Keysa yakin betul itu adalah Dev. Dan satu lagi, sepertinya mereka tidak menyadari bahwa Keysa ada di sana.
Seketika wajahnya berubah menjadi sendu. Sakit saat ini yang Keysa rasakan, sebenarnya apa yang dilakukan mereka(Dev dan Rebeca) di belakang Keysa. Ia mencoba berpikir positif, namun gagal. Selalu terlebih dahulu muncul pikiran-pikiran negatif di kepalanya.
"Lepas!" Dev melepaskan pelukan Rebeca saat berada di lampu merah.
"Dev, aku kan takut jatuh."
"Bukan urusan gue." jawab Dev santai.
Dan dengan santainya Rebeca kembali memeluk Dev.
"Turun lo!"
"Ih ayang kok gitu sih" emang ya cabe-cabean yang satu ini minta disruduk.
"Lepas atau turun!"
Akhirnya Rebeca menuruti perkataan Dev, padahal ini adalah kesempatannya untuk bisa dekat dengan Dev.
Setelah mengantar Rebeca pulang, Dev memutuskan untuk ke rumah Keysa. Ia segera ingin menemui Keysa, ada masalah yang harus segera mereka bicarakan.
Di sisi lain...
Keysa masih setia menunggu angkutan, ia menatap layar ponselnya yang kini telah mati. Ia merasakan ada orang di sebelahnya. Betapa terkejutnya ia saat menoleh, 2 orang anak permata tengah tersenyum miring kepadanya.
"Sendirian aja cantik?" ucap Leo.
Keysa tak menghiraukannya, ia hendak kabur namun tangannya segera dicekal oleh Johan. "Mau kemana?" ucapnya.
"Lepasin gue!"
"Ikut kita!" mereka berdua menarik Keysa dengan kasar.
Bugh!!
Seseorang menghajar mereka berdua habis-habisan.
"Pergi lo bangsat! Anak permata nggak ada yang banci kayak kalian!" ucap orang itu."Liat aja lo bakal mati di tangan Aksel!" ucap Leo. Setelah itu mereka berdua pergi.
"Lo nggak kenapa-kenapa kan, Sa?"
"Gue takut, Ga." ucapnya lirih. Rega menarik Keysa kedalam pelukannya. "Sstt udah, tenang aja disini ada gue."
"Gue kangen sama lo."
"Gue juga, Maaf nggak ngabarin lo kalau gue udah di Indo."
"Gue maafin." Rega terkekeh, "Pulang sama gue ya, Sa." Ucapan Rega dibalas anggukan oleh Keysa.
Jam menunjukkan pukul 17.30
Rumah Keysa kosong. Dev menelepon Keysa, tetapi HP-nya tidak aktif. Entah kenapa ia merasa khawatir. Ia menyesal telah mempercayai Rebeca.Tak selang berapa lama suara deru motor semakin mendekat. Dev mengamati setiap gerak-gerik orang tersebut. Dev memanas, ternyata Keysa pulang bersama anak permata.
Keysa turun dari motor. "Makasih ya, Ga."
Rega mengangguk "Gue duluan."
"Hati-hati."
Keysa terkejut melihat Dev ada di depan rumahnya.
"Pulang sama siapa?" ucap Dev saat Keysa sudah berada dihadapannya. Keysa menatap sorot mata Dev yang kini sudah memancarkan emosi. Ia tak berani menatap mata Dev.
Keysa menunduk lalu menjawab "Sa-sama Rega." ia tidak tau lagi harus berkata apa, lebih baik jujur.
"Key! Aku kan udah pernah bil..." ucapan Dev terpotong.
"Iya Dev, iya aku tau, tapi kenapa? Dia baik Dev, tadi waktu aku mau di culik sama anak permata aja dia nolongin aku. Dia itu temen lama aku Dev kamu tau sendiri, kamu percaya sama aku." ucap Keysa meyakinkan.
"Tapi aku gak suka kamu deket-deket sama dia."
"Aku juga ga suka kamu deket sama Rebeca."
Didekapnya Keysa dengan penuh kasih sayang. "Aku minta maaf, terlebih soal balapan kemarin."
"Udah jangan di perjelas lagi."
"Aku minta maaf Key." Dev mengambil tangan Keysa lalu mengecupnya singkat.
"Iya aku maafin kamu kok." Keysa tak mau memperpanjang masalah. "Tapi apa aku boleh minta sesuatu?" sambungnya.
"Apa itu?"
"Kamu jangan balapan lagi, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa."
Dev mengangguk tanda mengiyakan perkataan Keysa.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYDEV
Teen FictionHighest Rank : #34 KISAHREMAJA 09/06/2021 "Lepasin gue brengsek!" Dev menghempas tubuh Keysa kasar membuat Keysa memundurkan tubuhnya beberapa langkah. 'Gue kayak barang yang nggak dibutuhin lagi sama majikannya.' Keysa tersenyum miris. Dev me...