#9.

3K 84 9
                                    


"Bunda, Keysa kangen banget sama bunda." Keysa memeluk Sindi.

"Bunda juga kangen kamu nak." ucap wanita paruh baya yang notabenenya adalah bunda Dev.

Devano menatap keduanya sambil tersenyum, lalu ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

Sindi melepas pelukannya, membelai rambut anak sahabatnya itu, "Kamu apa kabar sayang."

"Baik kok bun, bunda sendiri?"

"Bunda juga baik."

Keysa tersenyum. "Keysa seneng dengernya."

"Eh iya, ikut bunda ke dapur yuk!"

"Ayuk bun!" Keysa mengangguk girang, ia yakin pasti Sindi akan mengajaknya memasak. Dan ketahuilah memasak adalah salah satu keahlian Keysa.

Sindi dan Keysa pun menuju ke arah dapur.

"Mau buat apa nih bun?" ucap Keysa sesampainya di dapur.

"Keysa maunya apa?" Sindi tersenyum lembut. Ia sudah menganggap Keysa seperti anaknya sendiri.

"Keysa lagi pengen yang manis-manis, emm gimana kalau cake aja."

"Ide bagus." ucap Sindi menyetujui. "Cake cokelat, Devano pasti suka."

Keysa tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Cake buatan mereka pun akhirnya selesai. Sindi memotong cake menjadi beberapa bagian lalu menaruh sebagian kedalam kotak makan dan yang lain ia taruh di atas piring.

"Ini, kamu kasihin ke Devano." bunda memberikan sepiring cake yang dimasak tadi, lalu menunjuk kotak makan, "Dan yang itu kamu bawa pulang ya sayang."

"iya bun, makasi yaa." Keysa menunjukkan senyumnya.

"Iya sama- sama, ya udah sana." ucap Sindi sambil tersenyum menggoda.

Keysa melangkahkan kakinya menuju ke kamar Dev yang berada dilantai 2.

Tok tok tok

"Dev ini Keysa, boleh masuk?"

"Masuk."

Keysa membuka pintu kamar Dev. Terlihat Dev sedang duduk ditepi ranjang, asik memainkan ponselnya. Keysa menghampiri Dev dan duduk disebelahnya.

"Lagi ngapain? serius banget Dev."

"Ga ngapa-ngapain." Dev mematikan ponselnya dan beralih menatap kekasihnya itu.

"Aku sama bunda masak ini buat kamu."

"Enak nih." Dev mengambil satu cake yang ada dipiring. Lalu memberikannya kepada Keysa.

"Apaa??"

"Suapin." ucap Dev.

"Kebiasaan deh." Keysa mengambil alih cake dari tangan Dev, lalu menyuapkannya.

"Enak nggak??" tanya Keysa.

"Selalu enak." Dev tersenyum jail, ia mengoleskan jarinya pada krim lalu mengusapkannya pada pipi Keysa.

Hal tersebut membuat Keysa terkejut. "Dev! Ish jadi kotor kan muka akuu."

"Biar tambah manis Key." Dev tertawa terbahak-bahak melihat wajah ngambek Keysa.

Keysa meletakkan piring diatas kasur Dev. Ia hendak membalas Dev.

"Ets mau ngapain?" Dev menahan tangan Keysa. Lalu ia berlari keluar kamar.

"Dev jangan lari kamu!" Keysa mengejar Dev. Tawa mereka pecah memenuhi ruangan. Sungguh hanya Keysalah yang mampu membuat Dev tertawa lepas seperti ini.

KEYDEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang