#3.

2.6K 103 5
                                    

"Dia bukan cewek gue."

Jlebb

Keysa menatap Dev tak percaya. Matanya mulai memanas, ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Tapi apa boleh buat? Ia akhirnya menangis, menangis dihadapan Dev dan teman-temannya. Salahkah ia menangis? Dev dan Keysa sudah berpacaran selama 1 tahun, hanya saja akhir-akhir ini mereka tak lagi sama. Keysa mengingat bagaimana Dev menembaknya dihadapan ratusan murid SMA Cakrawala, mengingat hal-hal manis yang pernah mereka lalui dulu.

"Sejak kapan kita putus?" ucap Keysa dengan air mata yang mengalir dipipinya. Ia terus berpikir, sebenarnya apa kesalahan yang telah Keysa perbuat sehingga Dev seperti ini? Waktu mereka LDR, Dev sangat sulit dihubungi.

"Sejak lo memutuskan pergi." jujur, saat ini Dev ingin memeluk Keysa. Namun, egonya lebih besar dari rasa cintanya.

"Dev dulu kamu nggak pernah ngelarang aku untuk pergi, malah kamu bilang kamu selalu dukung aku. Tapi sekarang apa?" Keysa sudah mulai tersulut emosi.

"Itu dulu! Semuanya udah berubah." ucap Dev yang juga tersulut emosi, ia mencengkeram pundak Keysa. 

"Dev, tahan emosi lo!" Jevin memisahkan mereka berdua sebelum hal buruk terjadi.

"Vin lo anterin Keysa pulang." lanjut Jevin.

"Gu -gue?" takut-takut setelah mengantar Keysa pulang ia diamuk oleh Dev.

"Tadikan lo menawarkan diri."

Keysa terpaksa pulang bersama Kevin.

"Dev, gue saranin lo bilang ke Keysa soal foto itu. Lo dengerin penjelasan dia."

"Gue setuju sama Jevin, lebih percaya mana lo sama pacar lo atau sama orang lain?"

"Nggak perlu, foto itu udah memperjelas semuanya."

***

Jam menunjukkan pukul 06.15

Keysa berjalan menuju meja makan. Di sana ia dapat melihat Bi Inah sedang menyiapkan sarapan.

"Bik, pesenan Keysa tadi malem udah siap?" Keysa tadi malam sempat berpesan pada Bi Inah untuk membuatkan bekal khusus untuknya. Sebenarnya bukan untuknya melainkan Devano. Namun apakah kali ini Dev mau menerimanya?

"Ini non." Bi Inah menyodorkan kotak bekal itu.

"Makasih ya bik."

"Sama-sama non." Bi Inah tersenyum manis.

Saat ini Devano tengah berjalan di koridor, melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia menghentikan langkahnya karena seseorang memanggil namanya.

"Dev!" ucap Keysa sedikit berteriak, lalu ia menghampiri Dev. Devano hanya mengernyit heran.

Mengerti maksud ekspresi Dev ia pun berkata "Ini bekal buat kamu, diterima ya." Jangan tanya, Keysa ini memang cewek aneh, perasaan baru kemarin mereka bertengkar. Sekarang ia datang kembali seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

"Nggak perlu" tolak Dev dengan nada datar dan hendak melanjutkan langkahnya. Namun, langkahnya dihadang oleh tubuh mungil Keysa.

"Dev, terima dong.."

KEYDEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang