Chapter 5

69 17 20
                                    

Sebuah senyuman terlihat diwajah cantik seorang wanita yang mewarnai rambutnya dengan terang, ia kini melangkahkan kakinya ke sebuah ruang santai dan duduk disalah satu sofa yang ada disana membuat orang lain yang sudah ada di sana terkejut.

"Maaf mengejutkan mu." Kata wanita itu dan membuat orang lain disana mendengus kesal.

"Kita sudah beberapa kali bertemu tapi tidak saling menyapa apalagi mengobrol, bukankah itu buruk apalagi kita adalah saudara."

Orang itu meletakkan ponselnya dan menatap serius pada wanita berambut terang itu,
"Maaf tapi aku sibuk dan kau tahu bagaimana jika harus mengurus perusahaan." Ujarnya.

Wanita itu mengulum senyum,
"Aku juga. Aku juga sibuk sebenarnya tapi alangkah baiknya aku menyapa adikku. Benar begitu Kang Seulgi?"

Orang yang bernama lengkap Kang seulgi itu masih mempertahankan wajah datarnya meski ia tahu jika gadis yang berstatus sebagai kakak tirinya itu tengah menyindir karena ia terlihat enggan menyapa dia meski beberapa kali bertemu.

"Em sudahlah, ah ya tadi aku bersama Taeyong saat di salah pusat perbelanjaan melihat ayahmu."

Seulgi Menyerngit mendengar itu.

"Ayahmu,"

"Ayah kandung mu."

Seulgi kini menatap tajam Jungwoo.
Apa maksud gadis ini membicarakan ayahnya dan dari mana dia kenal ayah kandungnya.

"Dari mana kau tahu orang yang kau lihat itu ayah kandung ku."

"Ya aku tahu, lagi pula dia mirip denganmu ah tidak tidak aku tahu dia karena ya dia kan pebisnis yang cukup terkenal, salah satu CEO agency disini bukan?"

"Tidak bukan apa-apa hanya saja aku tadi melihat dia bersama seorang gadis yang seumuran dengan mu aku kira itu pasangan nya ah ternyata aku salah adalagi seorang wanita seumuran Irene Eomma, mereka terlihat bahagia saat jalan bersama aku jadi iri dengan gadis itu. Apa kau tidak iri?" Jungwoo menatap Seulgi.

"Gadis itu terlihat menikmati perannya sebagai anak dan ayahmu juga tidak segan membeli kan apapun, apa kau juga diperlakukan begitu?"

"Tapi begini ku rasa kau tidak harus diam saja ya aku tahu Jong in Appa juga jauh lebih kaya dan lebih kuat kekuasaannya tapi bagaimanapun kau putri kandungnya, kau jauh lebih berhak atas apa yang di punya ayahmu, jika aku jadi kau sudah pasti aku akan menyadarkan gadis itu dengan posisinya."

Jungwoo kini berdiri,
"Sama seperti yang ku lakukan saat ini." Suara nya terkesan sangat tenang.

Seulgi menatap Jungwoo dengan alis berkerut, gadis itu membicarakan tentang dia sebenarnya.

"Ucapan mu tadi omong kosong ternyata, tujuan mu adalah aku bukan?!"

"Ah tidak sepenuhnya, kau bisa cek bagaimana ayahmu memperlakukan anak sambungnya itu. Lagipula benar bukan, seseorang yang baru apalagi tak memiliki sesuatu yang harus dimiliki memang harus sadar posisi."

"Terutama disini, di rumahku." Tambah Jungwoo.

Yak!!"

Sebuah teriakan terdengar dari Seulgi.

"Kenapa kau berteriak? Kenapa kau berteriak pada ku, bukankah benar ini rumahku." Jungwoo dengan wajah meremehkan.

"Kau!! Kau tidak berarti apapun disini, nenek membencimu kau lupa?" Seulgi kini ikut berdiri.

"Lalu?" Kata Jungwoo, ia justru tersenyum simpul saat melihat wajah Seulgi yang memerah karena amarah.

"Nenek memang membenciku tapi itu tidak akan mempengaruhi hak untuk ku. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli akan itu tapi ku rasa kau jauh lebih memperhatikan, benarkah itu Kang Seulgi? Apa yang akan jadi milik ku tentu tidak akan berkurang bahkan berpindah, karena bagaimana pun aku adalah putri kandung Kim Jong in." Sebuah seringai terlihat dari Jungwoo, lalu ia berlalu untuk naik ke lantai dua.

Love and HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang